RSMH Palembang pernah tangani pasien sejenis corona

id 2019-nCoV, virus corona, virus korona, korona palembang, rsmh palembang, ruang isolasi palembang,Rsup palembang, rs Muha

RSMH Palembang pernah tangani  pasien sejenis corona

Ruang isolasi di RSUP Muhammad Hoesin Palembang, Sumsel. (FOTO ANTARA/Fenny Selly/2020)

Palembang (ANTARA) - Rumah Sakit Umum Pusat Muhammad Hoesin Palembang, Sumatera Selatan menyatakan pernah merawat pasien sejenis virus corona sehingga cukup berpengalaman dalam menangani pasien seperti wabah Novel Coronavirus (2019-nCoV) itu.

Ketua Tim Aerbondisis RSUP Muhammad Hoesin (RSMH) Palembang, dr Zein Ahmad, Jumat di Palembang mengatakan setidaknya rumah sakit tersebut pernah tiga kali bersiaga penuh saat penyakit sejenis virus corona mewabah.

"Pada 2002 pernah ada wabah SARS, kemudian 2008 pernah juga flu burung (H5N1), dan 2013-2015 pernah ada Mers-CoV, jadi tim medis di sini sebetulnya sudah biasa dengan kewaspadaan seperti itu," katanya.

Menurut dia dari tiga momen wabah tersebut, RSMH Palembang pernah merawat pasien positif flu burung (H5N1) pada 2008 yang kemudian meninggal dunia karena infeksi di dalam tubuh pasien menjalar sangat cepat. Virus tersebut memang terhitung luar biasa karena menjalar ke berbagai daerah di Indonesia.

Pada kondisi siaga Novel Coronavirus (2019-nCoV) kali ini, kata dia, RSMH Palembang yang menjadi 1 dari 19 rumah sakit rujukan pasien virus corona telah menyiapkan dua ruangan isolasi dan 40 tim medis terdiri atas dokter-dokter lintas spesialis serta perawat on-call.

Kedua ruangan isolasi tersebut dibagi menjadi 1 ruangan dengan 4 kamar tekanan negatif yang mampu mengisap kuman dalam ukuran kecil dan 1 ruangan intensif.

"Kami juga siagakan Paviliun Musi Elok dan Paviliun Ogan jika memang tidak bisa menampung pasien berlebih, tapi mudah-mudahan jangan sampai ada," tambahnya.

Selain itu, kewaspadaan akan Novel Coronavirus (2019-nCoV) juga ditingkatkan dengan intensifikasi penggunaan masker di ruang pemeriksaan dan UGD terhadap pasien-pasien dengan gejala batuk.

Ia menjelaskan gejala batuk disertai demam pada pasien akan diperiksa lebih lanjut terkait riwayat perjalanan terakhir, jika didapati pasien baru saja pulang dari Wuhan maka dimasukan ke ruang isolasi.

"Kalau tidak ada riwayat dari Wuhan maka negatif, tapi andainya bukan dari Wuhan melainkan wilayah lain di China maka dironsen dulu, misalnya terdeteksi oleh radar maka bisa jadi positif," katanya.

Ditegaskannya bahwa sejauh ini belum ada pasien terduga 2019-nCoV yang ditangani RSMH Palembang, demikian Zein Ahmad.