Gerhana matahari cincin di Palembang terhalang awan
Palembang (ANTARA) - Fenomena gerhana matahari cincin yang melewati Kota Palembang terhalang awan mendung dan tidak dapat disaksikan oleh seluruh masyarakat setempat.
Pantauan Antara, Kamis, cuaca mendung mendominasi Kota Palembang sejak pagi hingga puncak gerhana cincin pukul 12.30 WIB, namun sebagian masyarakat masih berkesempatan melihat proses tertutupnya matahari meskipun harus terutup awan kembali.
"Gerhana matahari cincin di Kota Palembang jika cerah hanya akan terlihat 80 persen atau tidak penuh, di tambah adanya awan dengan potensi hujan memang menghalangi pengamatan proses terjadinya gerhana dengan mata biasa," kata Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi SMB II Palembang, Bambang Beny Setiaji.
Cuaca mendung memang mendominasi Kota Palembang sejak satu pekan terakhir seiring aktifnya musim hujan.
Selain Kota Palembang, beberapa daerah di Sumsel juga mendapat gangguan visual gerhana matahari cincin akibat tertutup awan, seperti Kabupaten Musi Banyuasin, Pematang Abab Lematang Ilir, Banyuasin, Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Muara Enim dan Kota Pagaralam.
Sedangkan Wilayah Sumsel bagian barat dapat melihat gerhana matahari cincin lebih terang dengan mata biasa yakni Kabupaten Musi Rawas, Empat Lawang, Lahat, OKU, OKU Selatan, Muratara dan Kota Lubuklinggau.
"Presentase visual gerhana matahari cincin tertinggi di Sumsel ada di Wilayah Bayung Lencir Kabupaten Musi Banyuasin sebesar 86,6 persen, puncaknya terjadi pukul 12.24 WIB," tambah Beny.
Meski gagal menyaksikan fenomena gerhana secara langsung namun warga masih merasakan peredupan cahaya matahari pada puncak gerhana matahari cincin pada pukul 12.30 WIB, sehingga warga palembang tetap menggelar sholat gerhana sesuai anjuran Kementrian Agam RI.
Sholat gerhana terpusat di Masjid Sultan Mahmud Badaruddin Jayowikramo atau Masjid Agung Palembang yang dihadiri ratusan orang, bertindak selaku Imam sholat yakni Uatad Zaki Abdurrahman.
Sholat gerhana juga terpantau dilaksanakan di Masjid Kantor Kemenag Sumsel.
Sementara salah seorang warga Kecamatan Ilir Timur I Palembang, Fadli, mengaku kesal karena tidak bisa melihat gerhana matahari cincin dengan jelas akibat tertutup awan seperti fenomena gerhana matahari penuh pada 2016.
"Tahun 2016 gerhana tertutup asap pabrik pupuk, gerhana 2019 ini juga tertutup oleh awan, jadi hanya terasa gelapnya saja, melihat langsung tidak bisa," kata Fadli.
Pantauan Antara, Kamis, cuaca mendung mendominasi Kota Palembang sejak pagi hingga puncak gerhana cincin pukul 12.30 WIB, namun sebagian masyarakat masih berkesempatan melihat proses tertutupnya matahari meskipun harus terutup awan kembali.
"Gerhana matahari cincin di Kota Palembang jika cerah hanya akan terlihat 80 persen atau tidak penuh, di tambah adanya awan dengan potensi hujan memang menghalangi pengamatan proses terjadinya gerhana dengan mata biasa," kata Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi SMB II Palembang, Bambang Beny Setiaji.
Cuaca mendung memang mendominasi Kota Palembang sejak satu pekan terakhir seiring aktifnya musim hujan.
Selain Kota Palembang, beberapa daerah di Sumsel juga mendapat gangguan visual gerhana matahari cincin akibat tertutup awan, seperti Kabupaten Musi Banyuasin, Pematang Abab Lematang Ilir, Banyuasin, Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Muara Enim dan Kota Pagaralam.
Sedangkan Wilayah Sumsel bagian barat dapat melihat gerhana matahari cincin lebih terang dengan mata biasa yakni Kabupaten Musi Rawas, Empat Lawang, Lahat, OKU, OKU Selatan, Muratara dan Kota Lubuklinggau.
"Presentase visual gerhana matahari cincin tertinggi di Sumsel ada di Wilayah Bayung Lencir Kabupaten Musi Banyuasin sebesar 86,6 persen, puncaknya terjadi pukul 12.24 WIB," tambah Beny.
Meski gagal menyaksikan fenomena gerhana secara langsung namun warga masih merasakan peredupan cahaya matahari pada puncak gerhana matahari cincin pada pukul 12.30 WIB, sehingga warga palembang tetap menggelar sholat gerhana sesuai anjuran Kementrian Agam RI.
Sholat gerhana terpusat di Masjid Sultan Mahmud Badaruddin Jayowikramo atau Masjid Agung Palembang yang dihadiri ratusan orang, bertindak selaku Imam sholat yakni Uatad Zaki Abdurrahman.
Sholat gerhana juga terpantau dilaksanakan di Masjid Kantor Kemenag Sumsel.
Sementara salah seorang warga Kecamatan Ilir Timur I Palembang, Fadli, mengaku kesal karena tidak bisa melihat gerhana matahari cincin dengan jelas akibat tertutup awan seperti fenomena gerhana matahari penuh pada 2016.
"Tahun 2016 gerhana tertutup asap pabrik pupuk, gerhana 2019 ini juga tertutup oleh awan, jadi hanya terasa gelapnya saja, melihat langsung tidak bisa," kata Fadli.