Tiga bocah di Indragiri Hilir menderita gizi buruk

id gizi buruk inhil, anak gizi buruk di inhil,Gizi buruk, rsud indragiri hilir

Tiga bocah di Indragiri Hilir menderita gizi buruk

Balita Penderita Gizi Buruk Di Inhil Meninggal Dunia (Syahroni A)

Tembilahan (ANTARA) - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Puri Husada Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau, merawat tiga pasien anak penderita gizi buruk sepanjang Agustus 2019.

Direktur RSUD Puri Husada, Saut Pakpahan di Tembilahan, Senin, mengatakan dari sekian kasus gizi buruk yang ditemukan, umumnya disebabkan oleh faktor ekonomi.

"Kalau kita berbicara kasus, umumnya yang kita jumpai disebabkan oleh faktor ekonomi, berbanding lurus dengan pengetahuan orang tua," ucap Saut Pakpahan.

Adapun anak penderita gizi buruk tersebut adalah corneyus (1,5 tahun), warga Desa Pulau Burung, komplek perkebunan PT RSUP Kecamatan Pulau Burung, dua anak lainnya yang saat ini masih dirawat yakni M Ramadhani (3,5) , warga Jalan Prof M. Yamin, serta M.Yunus (2,5) warga alan Tanjung Harapan Ujung.

Saut mengatakan selain faktor ekonomi, kasus gizi buruk juga disebabkan kurangnya kesadaran orang tua serta pola asuh yang keliru.

"Kalau hanya kurang asupan gizi, biasanya anak selalu rewel setelah itu tidur lagi, rewel, tidur lagi. Tapi orang tua selalu menganggap ini hal biasa, sehingga makin hari makin turunlah berat badannya, Kalau sudah timbul gejalanya barulah kebingungan," ujar Saut.

Menurut  Saut, anak dengan gizi buruk biasanya mengalami gejala sesak nafas, demam panas serta diare. Akibat dari gejala tersebut berat badan penderita semakin menurun, kerangka tulang semakin menonjol dan wajah yang terlihat cekung.

"Kalau rata-rata pasien kita yang masuk ini dengan gejala batuk dan sesak nafas, awalnya rata-rata berobatnya di kampung. Disuruh berobat kadang tak mau, dibilangnya masalah biasa sementara kondisi anak semakin memburuk," katanya.

Untuk mengatasi hal ini, Saut mengatakan perlu adanya sinergitas antara komponen kesehatan didukung camat dan lurah/kades untuk memberikan edukasi kepada setiap keluarga agar paham gizi sehingga tidak terjadi keterlambatan.

"Pengetahuan masyarakat kita masih minim. Sebenarnya pemerintah sudah cukup siap, semua fungsi sudah merata. Tapi tidak semua masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada," ujarnya.

Sebenarnya akses pelayanan kesehatan yang disediakan pemerintah juga sudah cukup, salah satunya RSUD yang notabene adalah representasi dari pemerintah.

"Kalau ada datang kita tangani dan kita tolong apapun masalah awalnya. Jadi tidak ada cerita pemerintah tidak hadir di sini," ucapnya.