Ribuan orang terjebak di Mozambik

id Mozambik,Topan Kenneth,Topan Idai,Jumlah korban jiwa

Ribuan orang terjebak di Mozambik

Sejumlah gedung rusak akibat Topan Kenneth terlihat dari udara di desa bagian utara Pemba, Mozambik, Rabu (1/5/2019). ANTARA FOTO/REUTERS/Mike Hutchings/djo/pd

Pemba, Mozambik (ANTARA) - Kepala Sekolah Ernesto Parivos, seperti ribuan orang di seluruh provinsi tempat tinggalnya di Mozambik, mengawasi tanda penunjuk jika air banjir telah surut sementara pasokan makanan berkurang.

Topan Kenneth meluluh-lantakkan bangunan di Provinsi Cabo Delgado pekan lalu; topan tersebut memutus kabel listrik di Sekolah buat Guru Masa Depan di Parivos, merusak 11 gedung sekolah dan memutus jalan yang menghubungkannya dengan kota utama Pemba.

Hampir satu pekan setelah Topan Kenneth menerjang dengan angin mencapai kecepatan 280 kilometer per jam, pekerja bantuan mengatakan banyak daerah terpencil dan pulau kecil masih menunggu pasokan bantuan.

Parivos dan sebanyak 80 staf serta pelajar yang tinggal di asrama terjebak di perguruan pendidikan guru tersebut di Kabupaten Quissanga. "Pada akhir pekan, barangkali makanan habis... habis," kata Parivos melalui telepon genggam.

Dari jendela pesawat kecil, wartawan Reuters dapat melihat pulau berpasir putih yang dulu indah --di dekat Pantai Quissanga-- telah mengalami kerusakan besar.

Satu klinik kesehatan di pulau tersebut kelihatan seperti baru dibom dan sudah lama ditinggalkan, atapnya runtuh dan halamannya dipenuhi puing --kondisi yang lebih mirip lokasi yang baru saja menghadapi perang ketimbang bencana alam.

Di satu desa di sebelah utara Pemba, bangunan terlihat rata dengan tanah dan tak memiliki atap, sementara harta warga bergeletakkan di tanah.

Topan Kenneth menerjang saat Mozambil masih berjuang menanggulangi dampak dari Topan Idai, yang memporak-porandakan wilayah tengah negeri itu cuma enam pekan sebelumnya. Topan Idai menghancurkan Kota Pelabuhan Beira dan mengakibatkan banjir yang menghancurkan. Bencana tersebut menewaskan lebih dari 1.000 orang di seluruh Mozambik, Malawi dan Zimbabwe.

Topan dan hujan lebat yang mengikuti Topan Kenneth memutus saluran komunikasi dan membuat pesawat serta helikopter tetap berada di darat. Satu pesawat milik Program Pangan Dunia PBB tetap terbang ke Quissanga pada Selasa (30/4), tapi hujan lebat menghentikan penerbangan pesawat lain, kata badan dunia itu.

Pada Rabu, organisasi tersebut menerbangkan bantuan pertamanya --termasuk biskuit yang berenergi tinggi dan pasokan medis dari organisasi lain-- ke Ibo, tempat topan telah menghancurkan hampir setiap rumah kayu di jalurnya dan mengoyak kulit pohon.

Warga lokal menaikkan kotak ke truk dari satu bangunan di dekat landasan pacu bandar udara, "Ibo" tertulis di bagian luarnya.

Pekerja bantuan dan warga lokal telah mulai melakukan pembersihan, tapi keperluan di pulau itu masih sangat besar.

Pemerintah telah mengatakan 41 orang telah meninggal di Mozambik, kendati jumlah korban jiwa diperkirakan bertambah saat petugas pemerintah dan lembaga bantuan mencapai lebih banyak daerah. Jumlah korban jiwa di Kepulauan Komoro telah naik jadi tujuh, dan lebih dari 234.000 orang telah menjadi korban di kedua negara tersebut, kata PBB --yang mengutip data pemerintah.

WFP, dengan mengutip data pemerintah, menyatakan ribuan orang tinggal di daerah yang beresiko kebanjiran. Di seluruh wilayah tersebut, hampir 38.000 rumah lagi telah hancur dan hampir 21.000 orang berada di pusat penampungan.

Sumber: Reuters