Surabaya (ANTARA) - Pakar komunikasi politik asal Universitas Airlangga Surabaya Suko Widodo menegaskan bahwa politik uang di Pemilihan Umum merusak mental masyarakat sehingga mencederai tatanan politik demokrasi.“Di sini peran politikus memberikan pendidikan politik yang sehat dan bermartabat,” ujarnya kepada wartawan di Surabaya, Minggu sore.
Menurut dia, politik uang bisa muncul karena politikus maupun pemangku kepentingan politik abai terhadap tanggung jawabnya politiknya.
“Faktanya, semua pihak hampir larut dalam euforia gelombang besar percepatan narasi dan wacana untuk kepentingan politiknya sendiri,” ucap dosen Fisip Unair tersebut.
Sukowi, sapaan akrabnya, berharap Pemilu 2019 yang digelar tiga hari lagi mampu berjalan sesuai harapan dan memunculkan pemimpin-pemimpin yang amanah serta menepati janji-janji politiknya.
Sementara itu, ketua Bappilu DPP PDIP Bambang Dwi Hartono mengimbau masyarakat untuk mewaspadai praktik politik uang yang dilakukan bersamaan dengan masa tenang.
“Politik uang dimanfaatkan orang-orang tidak bertanggung jawab untuk melakukan politik uang,” katanya.
Anggota DPRD Jatim itu mengatakan politik uang bukan saja mencederai demokrasi di Tanah Air yang terus tumbuh dan semakin dewasa, tapi menurunkan derajat serta kualitas demokrasi.
Bambang DH yang juga Wali Kota Surabaya periode 2002-2010 tersebut juga menyatakan bahwa Pemilu merupakan kontrak sosial antara rakyat pemilih dan pemerintahan yang dipilih.
Dalam sebuah republik demokrasi, kata dia, kontrak sosial atau perjanjian masyarakat ini diwujudkan dalam sebuah Pemilu.
“Kalau ada yang bilang politik jahat, busuk dan menghalalkan segala cara, itu hanya karena ulah oknum politikusnya yang tidak bisa lagi berada pada rel politik santun, ketimuran dan politik beretika,” katanya.
Pemilihan umum serentak digelar 17 April 2019, yakni memilih anggota DPRD II, DPRD I, DPR RI, DPD serta presiden dan wakil presiden periode 2019-2024.
Pemilihan Presiden diikuti dua pasangan calon, yaitu Jokowi-KH Ma’ruf Amin di nomor urut 01, serta Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di nomor urut 02.