MTI nilai angkut batu bara lebih baik lewat sungai

id MTI,Masyarakat Transportasi Indonesia,batubara,transportasi,erika bukhori

MTI nilai angkut batu bara lebih baik lewat sungai

Kapal tongkang pengangkut batu bara saat melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (7/3). (ANTARA News Sumsel/Nova Wahyudi/18)

Palembang (ANTARA News Sumsel) - Masyarakat Transportasi Indonesia menilai pengangkutan batu bara di wilayah Sumatera Selatan lebih baik dan efektif melalui akses sungai.

"Jalan yang bagus itu rangking 1 sungai, karena tidak mengganggu tekanan, rangking 2 baru kereta api, kami melihat lebih baik lewat sungai sebab Sumsel banyak sungainya," kata Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia Sumsel Erika Bukhori, Selasa (6/11).

Menurutnya pengangkutan batu bara memang tidak mungkin melalui jalan umum karena karakteristik jalan umum tidak sebanding dengan beban truk batu bara, pihaknya pun menyambut baik pencabutan Pergub Nomor 23 Tahun 2012.

Sehingga operasionalnya dikembalikan ke Perda Nomor 55 Tahun 2010 tentang pembinaan serta pengawasan penyelenggaraan pengelolaan usaha pertambangan mineral dan batubara yang melarang truk batu bara lewat jalan umum Kabupaten Lahat serta Muara Enim.

Dia menjelaskan sebenarnya tanpa ada perda atau pergub, perusahaan batu bara tetap tidak boleh menggunakan jalan umum sebagai akses truk, karena sudah ada Undang-Undang Nomor 22 tahun 2009 pasal 19 yang mengklasifikasi jalan menurut kelas jalan terutama poin D.

Poin D menyatakan  aanya jalan  kelas  khusus yakni  jalan  arteri  yang  dapat dilalui   Kendaraan   Bermotor   dengan   ukuran   lebar melebihi   2.500   (dua   ribu   lima   ratus)   milimeter, ukuran  panjang  melebihi  18.000  (delapan  belas  ribu) milimeter, ukuran paling tinggi 4.200 (empat ribu dua ratus)  milimeter,  dan  muatan  sumbu  terberat  lebih  dari 10 (sepuluh) ton.

"Artinya kan mau ada gak ada ya harus di ada-adakan jalan khusus angkutan batu bara itu, perusahaan untungnya bisa Rp 1 triliun, masa buat jalan khusus tidak bisa? sedangkan jalan umum dibangun dengan dana hanya miliaran rupiah makainya ramai-ramai, jalan umumnya rusak mereka untung terus," jelas Erika Bukhori.

Dia menambahkan pekerjaan rumah pemprov sumsel ke depan mungkin harus mulai merencanakan pembangunan bangunan penerus (lock) dan bendungan (dam) untuk mengatur alur lalu llintas sungai, karena Sumsel punya banyak sungai.