Bengkulu (ANTARA News Sumsel) - Helatan akbar Piala Dunia 2018 di Rusia segera berakhir dengan menempatkan Prancis, Belgia, Kroasia, dan Inggris di babak perempat final. Mereka sebelumnya berjibaku hebat menundukkan lawan-lawanya.
Sebelumnya, tim-tim unggulan dan terfavorit, seperti Brasil, Argentina, Portugal, Uruguay, Spanyol, dan Jerman telah lebih dahulu pulang kampung setelah langkahnya kandas. Bahkan, Jerman sebagai juara bertahan tidak mampu lolos di babak penyisihan grup. Mirisnya mimpi Der Panzer dihentikan Korea Selatan yang di atas kertas lebih rendah kastanya daripada Jerman.
Empat semifinalis ini memiliki gaya dan strategi masing-masing sehingga bisa terus melaju ke babak selanjutnya dan bermimpi menggengggam trofi Piala Dunia meski dengan tergopoh-gopoh.
Sebelumnya, ada beberapa tim yang mengaku atau diprediksi layak mencapai semifinal, bahkan merebut trofi Piala Dunia. Namun, seleksi yang sangat ketat, bahkan di luar perkiraan para pengamat, membuat tim-tim unggulan tak berdaya menghadapi persaingan yang hebat.
Sebut saja Argentina. Messi dkk. diharapkan mampu melangkah ke babak lebih jauh. Namun, apa daya tim Tango hanya sampai ke babak kedua setelah dihajar Prancis 4-3.
Sejak pada fase grup, tampilan Argentina di bawah asuhan Jorge Sampaoli kurang meyakinkan. Bahkan, lolosnya juara dunia 1978 dan 1986 ini dianggap keberuntungan, mungkin mereka terlalu mendewakan Lionel Messi.
Beda lagi dengan Jerman. Tim bertabur bintang dengan prestasi mentereng dan para pemain yang berkarya di liga elite Eropa justru tidak mampu berbuat banyak. Apakah mereka terlalu percaya diri sehingga menganggap remeh lawan? Itu disanggah oleh pelatihnya Joachim Loew.
Nasib Spanyol dan Brasil juga hampir mirip dengan Jerman. Tim-tim tersebut memang bertabur bintang namun tidak bersinar di Piala Dunia kali ini.
Sekarang melihat empat tim di semifinal. Di babak ini kembali sulit diprediksi, siapa yang bakal menerobos ke final.
Belgia dengan tim yang dianggap sebagai generasi emas mampu tampil menyakinkan dengan jenderal lapangan Eden Hazard dan polesan pelatih Roberto Martinez.
Kesebelasan multibangsa ini terbukti mampu menjegal Inggris 1-0 dan si Kuning Brasil di babak perempat final dengan skor 2-1. Kreativitas Neymar dan Coutinho dimatikan di lini tengah oleh duo gelandang energik Kevin de Bruyne dan Maroane Fellaini. Taktik jitu untuk hasil bermutu.
Sementara, pasukan Prancis bertekad mengulang sejarah 1998 ketika mereka menjadi juara dunia. Didier Deschamps yang kini menjadi pelatih bertekad mengulang sukses menjadi kampiun Piala Dunia ketika dirinya bermain bersama Les Bleus kala itu.
Pasukan biru kini mengandalkan kecepatan Kylian Mbappe untuk menggedor pertahanan Belgia. Mbappe diharapkan bisa memecah konsentrasi pemain belakang Belgia sehingga Olivier Giroud dan Antoine Griezmann memiliki cukup ruang untuk mencipta gol.
Semifinalis lainnya adalah Kroasia dengan seragam kebanggaan kotak-kotak putih merah. Perpaduan pemain muda dan senior, seperti Luca Modric dan Mario Mandzukic, diharapkan bisa menambah semangat bertempur juniornya.
Mental yang semakin menanjak usai mengalahkan tuan rumah Rusia menjadi modal penting Kroasia untuk menghadapi Inggris. Apalagi, tim kuat namun labil seperti Argentina telah mereka babat di babak penyisihan.
Sementara Inggris yang menampilkan permainan kolektif membuat pasukan Tiga Singa kian disegani, terlebih penyerang Harry Kane dinilai dalam performa menawan dengan menjadi kolektor gol terbanyak. Inggris pasti tak mau dipencundangi Kroasia untuk kedua kalinya.
Kaitan dengan Pilpres Lantas, apa kaitannya Piala Dunia dengan hajatan Pilpres 2019? Joko Widodo (Jokowi) yang kini menjadi bakal calon presiden terfavorit masih belum memublikasikan wakilnya.
Layaknya peserta Piala Dunia, beberapa tokoh elite politik terus beraksi dengan manuver dan strateginya agar dapat dipinang Jokowi pada Pilpres 2019 yang kini tahapannya kian dekat.
Beberapa tokoh yang mengemuka untuk mendampingi Jokowi, antara lain, Muhaimin Iskandar (Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa), Mohammad Romahurmuziy (Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan), Airlangga Hartarto, (Ketua Umum Partai Golkar), Tuan Guru Bajang (Gubernur Nusa Tenggara Barat), Mahfud Md., Agus Harimurti Yudhoyono, hingga mantan Panglima TNI Jenderal Purn. Moeldoko.
Dengan kekuatan dan karisma masing-masing mereka ada yang secara terang-terangan siap maju mendampingi Jokowi, atau ada yang malu-malu kucing namun mengisyaratkan kemauannya, seperti Mahfud Md. yang mengaku tidak ingin maju menjadi calon wakil presiden. Namun, jika ditawari, dia tidak menampik.
Lobi-lobi tingkat tinggi pun mereka peragakan untuk mendapat simpati publik yang diharapkan bisa mendongkrak popularitas dan elektabilitas. Harapannya cuma satu, dilirik Jokowi! Jokowi di Tanah Air diperebutkan tokoh-tokoh dan politikus tangguh, sementara di Rusia empat tim memperebutkan trofi Piala Dunia.
Siapa yang nantinya menjadi juara dunia 2018 dan yang mendampingi Jokowi 2019 masih menjadi misteri. Prediksi hanya asumsi manusia berdasar kenyataan, pengalaman, dan prestasi para kandidat di lapangan.
Hingga saat ini, dari 32 peserta Piala Dunia, telah mengerucut menjadi empat negara. Demikian pula, dari belasan kandidat yang diisukan akan mendampingi Jokowi, juga mulai mengecil jumlahnya.
Jokowi mengaku sudah mengantongi calon pendampingnya. Akan tetapi, ingat bahwa kantong Jokowi tidak cuma satu. Ada satu di baju, dua di celana depan, dan sebuah di bagian belakang. Yang pasti hanya Tuhanlah yang tahu siapa pemenang Piala Dunia dan pendamping Jokowi.
Bahkan, Jokowi pun mungkin belum tahu siapa pendampingnya, mengingat babak semifinal baru dimulai.
Siapa pun pemenangnya merupakan sosok terbaik dan mewakili perjuangan kerasnya dalam melewati babak-babak sebelumnya. Yang pasti Tuhan turut andil dalam hal ini.