Jakarta (ANTARA News Sumsel) - Kapuspen TNI Mayjen TNI M Sabrar Fadhilah menyebutkan bertambahnya satu unit kapal selam kelas DSME-209 buatan Korea Selatan ke jajaran TNI AL diharapkan mampu mendukung terciptanya stabilitas keamanan kawasan dan mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
"Masuknya KRI Ardadedali-404 ke jajaran TNI AL sesuai dengan rencana 'minimum essential force' TNI yang telah ditetapkan dari tiga kapal selam yang dipesan Pemerintah Indonesia dari Pemerintah Korea," kata Kapuspen TNI dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.
Kapal selam KRI Ardadedali-404 resmi memperkuat TNI Angkatan Laut (AL). Alat utama sistem persenjataan (alutsista) itu sudah diserahterimakan Mabes TNI kepada matra laut di Galangan Kapal Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME), Okpo, Korea Selatan.
Menurut Fadhilah, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu telah meresmikan KRI Ardadedali-404 pada 25 April 2018. Selanjutnya kapal selam diesel electric dengan Komandan Kapal Letkol Laut (P) Widya Poerwandanu akan menuju Indonesia.
Sementara itu, penggunaan Ardadedali sebagai nama diambil dari salah satu panah milik Arjuna, tokoh protagonis dalam Wiracarita Mahabharata. Bentuk ujung dari senjata ini seperti burung dan memiliki jiwa.
Pemberian nama itu dengan harapan kapal selam itu mampu melaksanakan tugas dan fungsinya sebaik mungkin. Alutsista ini harus menjadi senjata andalan yang tidak pernah terkalahkan di setiap peperangan.
Proses pembangunan kapal selam bermula dari penandatanganan kontrak pada 20 Desember 2011. Kontrak mencakup pembelian dua kapal selam yang dibangun di Galangan DSME Korea Selatan dan satu unit di galangan PT PAL Surabaya sebagai wujud kerja sama "transfer of technology" (ToT).
Kapal selam pertama KRI Nagapasa-403 telah diresmikan secara langsung oleh Ryamizard pada 2 Agustus 2017. Saat ini, kapal selam itu telah memperkuat kemampuan jajaran armada RI.
Sementara itu, pembangunan kapal selam kedua dengan kode nomor lambung H 7713 diawali dengan "steel cutting" pada 30 Maret 2014, "keel laying" pada 21 Oktober 2015 serta peluncuran pada 24 Oktober 2016. Kegiatan dilanjutkan dengan pelatihan awak serta "sea trial" selama satu tahun.
Kapal selam dengan bobot 1.400 ton memiliki panjang 61,3 meter dan lebar 7,6 meter yang mampu melaju dengan kecepatan kurang lebih 21 knot di bawah air. Kapal selam diawaki 40 anak buah kapal (ABK).
Pengiriman calon pengawak ke Korea Selatan dilaksanakan dalam tiga tahap. Tahap pertama dilaksanakan pada 7 Januari 2017, kedua pada 8 April 2017 dan ketiga pada 4 Juli 2017.
Sementara pembuatan kapal selam ketiga akan dilakukan di galangan kapal PT PAL, Surabaya.
Berita Terkait
TNI bantah perwiranya jadi beking tersangka perundungan Ivan Sugianto
Sabtu, 16 November 2024 13:31 Wib
Kasus prajurit pakai uang satuan buat judi daring masuk sidang
Jumat, 15 November 2024 15:18 Wib
Puspom TNI akan tetapkan tersangka penganiayaan di Deli Serdang
Kamis, 14 November 2024 17:38 Wib
MK tegaskan pejabat daerah dan TNI/Polri tak netral bisa dipidana
Kamis, 14 November 2024 14:28 Wib
Panglima: Kasus di Deli Serdang Sumut diawali prajurit tegur geng motor
Senin, 11 November 2024 14:19 Wib
Kadispenad tegaskan TNI AD junjung tinggi netralitas dalam pilkada
Senin, 11 November 2024 10:33 Wib
Diperbaiki emat jam, heli yang mendarat darurat di Blora lanjutkan perjalanan
Minggu, 3 November 2024 5:15 Wib
Pangdam II/Sriwijaya sebut TMMD akselerasi pembangunan di daerah
Kamis, 31 Oktober 2024 23:40 Wib