Lubuklinggau (ANTARA Sumsel) - Badan Narkotika Nasional Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan, akan membentuk tim terpadu untuk merazia peredaran permen lolipop yang diduga mengandung zat bahan narkotika disetiap toko dan supermarket.
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Lubuklinggau Ibnu Munzakir, Kamis mengatakan maraknya peredaran permen narkoba berbentuk lolipop secara nasional itu perlu diantisipasi di Kota Lubuklinggau.
Meskipun belum ditemukan peredarannya di Kota Lubuklinggau dan sekitarnya, namun perlu pencegahan dini agar peredarannya tak masuk ke wilayah itu.
"Kita akan kerja sama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan untuk melakukan inspeksi mendadak disetiap toko, warung-warung hingga supermarket," ujarnya.
Makanan yang mengandung salah satu zat narkotika itu sudah ditemukan di Jawa Barat,namun bukan tidak mungkin bahaya ini akan mengintai anak-anak di Kota Lubuklinggau.
Tahap pertama akan dibentuk Tim Satuan Duga yang terdiri dari Disperindag dan Dinas Kesehatan (Dinkes), selanjutnya bersama aparat keamanan untuk melakukan razia di pasar-pasar hingga apotek.
Perlu antisipasi dini karena bukan tidak mungin para pedagang nakal akan memberikan prekusor pada makanan yang dijual, baik kemasan maupun siap saji, apalagi ada apotek berani menjual prekusor sembarangan.
"Saat ini memang belum kita temukan peredaran bahan barang haram itu, namun perlu diwaspadai dan disosialisasikan kepada masyarakat,"tandasnya.
Khusus razia di apotek, akan diminta kejelasan sebatas mana penjualan prekusor (Zat atau bahan pemula dapat digunakan pembuatan narkotika dan psikotropika) yang sebetulnya hanya diperuntukan kegiatan farmasi.
"Bila ditemukan akan dikenakan sanksi sesuai pasal 131 tentang penyalahgunaan narkoba, dengan demikian masyarakat untuk waspada terhadap makanan apapun yang dijual pedagang, terlebih saat ini sudah ditemukan lolipop narkoba meski baru di Pulau Jawa," ujarnya.
Ia menjelaskan ciri-ciri makanan yang dicampurkan dengan narkoba, konsumen akan merasa ketagihan dan terus ingin mengkonsumsi makanan tersebut.
Terkhusus permen Lolipop, anak yang mengkonsumsi akan mengalami penurunan daya belajar dan selalu kecanduan untuk mengkonsumsi permen tersebut," ujarnya.
