Ambisi penjual koran itu menjadi pemain nasional

id saputra, penjual koran, saputra menjual koran bermain di italia

Ambisi penjual koran itu menjadi pemain nasional

Saputra terpilih masuk dalam pemusatan latihan AC Milan dan bermain di Italia (Foto Antarasumsel.com/Dolly)

....Selama dua minggu di Italia sungguh mengesankan apalagi bisa mencetak dua gol saat melawan Venezuela dan Honggaria. Satu lagi, bisa bertemu Wakil Presiden Boediono sepulang dari Italia....

Saputra (15) tidak malu menjual koran demi mencapai cita-cita dan ambisinya menjadi pemain dalam tim nasional.
Jebolan AC Milan Junior Camp di Italia pada 2011 ini tetap fokus mengejar cita-citanya dengan terus berlatih dan berlatih sepakbola ditengah keterbatasan ekonomi keluarga.

"Ibu saya hanya tukang cuci tapi tidak membuat saya melupakan cita-cita jadi pemain tim nasional," ujarnya di Palembang, Senin (25/6).

Kisah hidup Saputra sempat menjadi perhatian media massa mengingat tak banyak remaja seusianya mendapatkan kesempatan mengikuti kompetisi skala dunia, apalagi dengan latar belakang sebagai anak yatim piatu dengan
kehidupan ekonomi yang pas-pasan.

Pada awalnya, ia tidak menyangka terpilih mengikuti pelatihan di Bali bersama 17 orang anak lainnya setelah lolos seleksi di Palembang.

Kala itu, ia hanya ikut-ikutan dengan bermodalkan uang Rp2.000 untuk ongkos ke tempat seleksi.

Setelah dua hari menjalani seleksi bersama 250 orang remaja lainnya, siswa kelas III SMP Negeri 6 Palembang itu dinyatakan lulus oleh panitia seleksi dari Jakarta.

Tidak menyangka bakal terpilih, pada hari pengumuman "anak gawang" Sriwijaya FC ini tidak mengenakan seragam seleksi.

"Saya sudah pesimistis, tapi Tuhan berkata lain. Ibu dan keluarga besar saya sampai terharu dan menangis ketika mengetahui saya mendapat kesempatan latihan di Bali selama dua minggu," katanya.

Mendapatkan kesempatan mengikuti pemusatan latihan AC Milan Indonesia sudah berkah luar biasa bagi keluarganya, sehingga ketika terpilih memperkuat tim ke Milan, Italia, Ia pun girang bukan kepalang.

"Ke Bali saja sudah senang apalagi ke Italia, rasanya tidak percaya," kata remaja kelahiran Palembang, 6 November 1997.

Kegembiraan tidak terhenti di situ, mengingat Tim Indonesia berhasil meraih prestasi gemilang dengan menggondol Piala Intesa San Paolo Cup 2011 yang digelar oleh klub termasyur asal Italia, AC Milan, dengan diikuti 25
negara.

Intesa San Paolo Cup sendiri merupakan turnamen tahunan yang menyedot perhatian Milan Junior Camp Day.

Pada partai final 5 November 2011, para remaja asuhan pelatih Bambang Waskito itu menundukkan tim gabungan Venezuela-Brasil dengan skor 2-0.

Sementara dalam uji coba dengan para pemain junior AC Milan Soccer Academy yang dihelat setelah kejuaraan selesai, tim Indonesian All Star juga menang 3-2.

Tim Indonesian All Star merupakan tim pertama yang mengalahkan Tim Junior AC Milan.

"Selama dua minggu di Italia sungguh mengesankan apalagi bisa mencetak dua gol saat melawan Venezuela dan Honggaria. Satu lagi, bisa bertemu Wakil Presiden Boediono sepulang dari Italia," kata penyerang muda ini.

Kisah nyata Saputra itu ternyata menarik perhatian salah seorang petinggi media elektronik nasional dengan menawari bergabung pada salah satu klub asal Belgia, CS Visse.

"Beberapa hari lalu saya diundang acara talk show, dan sepulang dari sana langsung mendapatkan tawaran bergabung dengan CS Visse atau klub liga divisi III Belgia milik petinggi media itu. Sementara ini masih menunggu konfirmasi," katanya.

Selain itu, Saputra berharap dapat merintis karir sebagai pemain nasional dengan bergabung pada Tim Nasional Under-19 yang ditangani pelatih Aji Santoso.

"Seluruh pemain AC Milan Junior 2011 telah dicatat nomor telepon genggamnya sehingga jika suatu saat PSSI melakukan seleksi maka akan dipanggil," ujar anak bungsu dari tiga bersaudara ini.

Tetap jual koran
Saputra mulai menenekuni sepak bola sejak usia 5 tahun dengan masuk Sekolah Sepak Bola (SSB) Sportivitas di Palembang.

Kemudian, tiga tahun lalu memperoleh beasiswa dari PT Pusri untuk memperkuat klub usia muda milik perusahaan tersebut.

"Tiga kali dalam seminggu latihan di Lapangan PT Pusri karena menerima beasiswa hingga kini," katanya.

Selain itu, sejak beberapa tahun lalu Saputra menjadi "anak gawang" Sriwijaya FC.

Kedekatan dengan sejumlah pemain tim asal Sumsel itu seperti Firman Utina dan Supardi Nasir menjadi penyemangat tersendiri bagi remaja ini.

"Rumah dekat dengan Mes Sriwijaya FC. Jadi main di sini sudah biasa, malahan sering disuruh beli pulsa atau berbagai keperluan oleh pemain," katanya.

Sembari menanti kesempatan untuk merubah nasib, Saputra tetap melanjutkan pekerjaan sebagai penjual koran di lampu merah dekat rumahnya.

"Kerja tetap, sekolah juga. Saya berharap semua berjalan beriringan tapi jika diajak ke Belgia tentu akan kesempatan bagi saya. Sebab kesempatan itu tidak datang dua kali," ujarnya. (Dolly)

Pewarta :
Editor: Indra Gultom
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.