Palembang (ANTARA Sumsel)) - Sejumlah anak Sekolah Dasar kurang mampu (miskin) di Palembang mendapat bantuan beasiswa dari Kementerian Pendidikan sebesar Rp360 ribu per orang, yang pembagiannya melalui PT Pos setempat mulai Senin (9/4).
Salah seorang anak kelas III SD Negeri 40, Abdullah di Palembang, Selasa mengatakan, kalau ia merupakan anak yatim, karena itu mendapat bantuan beasiswa miskin.
Pada tahun 2011 juga mendapat bantuan, tetapi langsung dari sekolah, katanya yang mengaku ibunya hanya bekerja sebagai upahan tukang cuci pakaian tetangga.
Sementara salah seorang wali murid, Sri Wahyuni menuturkan, kalau anaknya Rafli A dari SD 57 Palembang juga mendapat beasiswa miskin itu sebesar Rp360 ribu.
Pada tahun 2011 juga mendapat bantuan serupa, tetapi langsung disalurkan dari sekolah kepada murid, dan sekarang ini melalui kantor Pos, ujar dia.
Rafli ini sudah yatim, makanya mendapat bantuan beasiswa miskin, tutur dia.
Persyaratan mendapatkan beasiswa tersebut, kata dia, hanya membawa foto copy rapor dan kuitansi serta surat dari sekolah.
Pantauan di lokasi, para wali murid menemani anaknya antrian menunggu giliran di kantor Pos Palembang. Uang tersebut langsung diserahkan petugas kantor Pos kepada murid bersangkutan.
Wakil Kepala Kantor Pos Palembang, Fediyan Saputra menyatakan, kalau mereka sudah mulai menyalurkan dana beasiswa miskin untuk SD itu sejak Senin (9/4) sampai akhir Mei 2012.
Total dana beasiswa yang akan disalurkan itu sebesar Rp11 miliar untuk satu kota dan empat kabupaten di Sumsel yakni Kota Palembang, Kabupaten Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir, Musi Banyuasin dan Banyuasin.
Jumlah siswa yang menerima bantuan beasiswa itu di satu kota dan empat kabupaten tersebut sekitar 32 ribu orang, ujarnya tanpa merinci per daerah.
Penyaluran beasiswa miskin itu baru dilaksanakan di Kota Palembang, sedangkan empat kabupaten lainnya belum dilakukan, nanti yang menyalurkannya langsung dari kantor cabang PT Pos Indonesia di masing-masing daerah tersebut.
Pada tahun 2011 juga ada penyaluran beasiswa miskin itu, tetapi melalui pihak sekolah, tetapi pada tahun 2012 ini langsung kepada murid bersangkutan, demikian Fediyan Saputra. (ANT/KR-Sus)
