Pagaralam potensial destinasi wisata nusantara

id wisata pagaralam

Pagaralam potensial destinasi wisata nusantara

Wisatawan nusantara dan mancanegara melalui Bandar Udara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, mengunjungi sejumlah objek wisata menarik di wilayah Sumatera Selatan. (FOTO ANTARA/Yudi Abdullah/11)

...Tahun 2009, wisatawan ke Pagaralam mencapai 24.234 orang, tahun 2010 sudah mencapai 25.340, dan pada 2011 mencapai 26.123 orang...
Pagaralam, Sumsel, (ANTARA News) - Pagaralam sebagai kota yang disiapkan menjadi salah satu andalan Sumatera Selatan dalam sektor pariwisata, terus berbenah dan mempersiapkan diri menjadi salah satu destinasi pariwisata nusantara sejajar dengan daerah tujuan wisata lainnya.

Kota Pagaralam ditunjang dengan daya tarik keindahan alam perkebunan teh PTPN VII dan Gunung Dempo yang elok serta alamnya yang menghijau, berbukit dan menyejukkan.

Kota kecil di ujung Sumsel ini memiliki daya tarik dikunjungi, meskipun hanya untuk menghilangkan kepenatan sesaat, dan tepatlah kalau Kota Pagaralam menjadi salah satu tujuan wisata nusantara.

Gunung Dempo dengan ketinggian 3.159 di atas permukaan laut (dpl) adalah salah satu kebanggaan masyarakat Sumsel umumnya dan Kota Pagaralam khususnya.

Selain pemandangan alam yang alami mempesona serta tanah yang subur, hutan hijau, kawah yang bisa berubah-ubah warna, dengan udara segar pegunungan dan hamparan hijau perkebunan teh dapat dirasakan pengunjung ke kota ini.

Gunung Dempo mengundang daya tarik luar biasa bagi wisatawan, khususnya pencinta alam yang memiliki hobi mendaki gunung.

Sejumlah langkah dijalankan Pemerintah Kota Pagaralam untuk menciptakan suasana agar wisatawan yang datang ke kota ini menjadi betah, damai, tenang, dan dapat menikmati keindahan alam sambil berlibur.

Berbagai persiapan dilakukan Pemkot Pagaralam untuk mengantisipasi peningkatan pengunjung atau wisatawan berlibur yang secara bertahap disiapkan, termasuk menggelar event yang dilakukan secara rutin dalam rangka promosi wisata, seperti Besemah Expo, Festival Bunga Sumsel, Festival Bunga Nusantara, dan aktif menjadi penyelenggara kegiatan tingkat nasional.

Ada juga dalam bentuk peningkatan infrastruktur, seperti hutan kota, taman kota, kawasan terbuka hijau, jalan menuju tempat wisata, vila, hotel, dan peningkatan pembangunan lokasi objek wisata baru.

Bukan tidak beralasan kalau Kota Pagaralam sangat potensial sebagai destinasi wisata nusantara, karena memiliki Gunung Api Dempo dengan keindahan alam luar biasa, setiap tahun selalu dikunjungi orang dari berbagai daerah di Indonesia termasuk mancanegara.

Wali Kota Pagaralam, Drs H Djazuli Kuris mengatakan, perkembangan dan pertumbuhan dunia kepariwisataan daerah ini saat ini mencapai 30 persen, ditandai dengan peningkatam kunjungan wisata mencapai 10.000 orang setiap tahun.

Pada 2011 saja, sebanyak 30 persen wisatawan baik itu domestik maupun mancanegara menghendaki daerah-daerah wisata alami atau natural, dan ini menjadi peluang besar bagi Kota Pagaralam, kata dia.

Ia mengatakan, sektor pariwisata diyakini merupakan sektor andalan untuk pemulihan ekonomi dan diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta memiliki dampak berganda (multiplier effect) yang tinggi.

Sektor pariwisata memiliki kemampuan untuk menekan kerusakan lingkungan serta mampu menciptakan peluang usaha bagi semua pihak termasuk masyarakat sekitar, ujar dia.

"Pariwisata Pagaralam merupakan sektor yang diharapkan mampu mendukung pendapatan asli daerah, sehingga diperlukan pengembangan dan penataan kawasan potensial wisata lebih lanjut melalui studi kelayakan," kata Djazuli pula.

Dia menjelaskan, tujuan studi kelayakan sebuah proyek pariwisata mencakup delapan kegiatan, yaitu menganalisa situasi lokasi wisata, mengidentifikasi fasilitas, infrastruktur yang tersedia, profil wisata, daya dukung dalam hal jumlah pengunjung dan infrastruktur yang dapat ditampung dalam suatu kawasan, memilih alternatif aktivitas pariwisata yang terbaik, SDM yang tersedia, memperkirakan investasi yang dibutuhkan proyek, dan memperkirakan pendapatan.

"Kepariwisataan dapat berkembang pesat sehingga dapat meningkatkan penghasilan dan taraf hidup masyarakat yang akan ikut meningkat secara signifikan," ujar dia.

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif telah menetapkan enam aspek kriteria kawasan strategis pengembangan pariwisata daerah, di antaranya pertama daerah terpencil. Daerah pedalaman tersebut, meliputi pulau kecil maupun daerah perbatasan.

Kedua, potensi yang luar biasa terutama keindahan alamnya yang masih tetap terjaga kelestariannya, ketiga akses jalan untuk menuju objek kawasan wisata, keempat harus memiliki kelembagaan yang kuat birokrasi dan para pihak terkait pariwisata, kelima sudah mulai ada pasar yang masuk tertama kerjasama dengan travel agent, dan yang terakhir perangkat provinsi.

Pemkot Pagaralam optimistis pengembangan pariwisata di daerahnya ke depan dapat meningkat, mengingat saat ini pemerintah sudah membangun berbagai sarana pendukung untuk menunjang sektor ini, seperti jalan, vila, hotel dan infrastruktur termasuk sarana rekreasi.

"Wisata ini juga tidak terlepas dengan ketersedian ruang terbuka hijau dan merupakan bagian dari menjaga kelestarian alam. Program ini juga dilakukan pemerintah dengan penanaman pohon sebanyak 3,3 juta di semua wilayah di sini," ujar Djazuli lagi.

Dia mengatakan, cukup banyak jenis pohon yang ditanam, seperti mahoni, bambang dan ghimau, namun untuk tanaman pohon tersebut disesuaikan dengan kecocokan tanaman di daerah masing-masing.

"Saat ini, kami sangat memfokuskan penanaman di kawasan Gunung Dempo terutama di kawasan sungai, mulai dari Curup Embun hingga kekawasan perbatasan Dempo," ujar dia pula.



Bangun Dempo Park

Kepala Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kota Pagaralam, Sukaimi mengatakan, untuk mendukung kemajuan dalam sektor pariwisata, Pemkot Pagaralam sudah mempersiapkan kawasan wisata terpadu "Dempo Park" di lokasi hutan bambu, Kelurahan Curup Jare, Kecamatan Pagaralam Utara.

"Gencarnya promosi wisata tentunya perlu diimbangi dengan penyediaan sarana pendukung termasuk program membangun kawasan wisata terpadu di hutan bambu, di atas lahan seluas 26 hektare," kata dia.

Dia mengatakan, untuk mewujudkan program ini melalui dukungan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) sebesar Rp54 miliar pada 2011.

"Kawasan wisata terpadu atau Dempo Park di atas lahan 26 haktare di kawasan air terjun Curup Mangkok, Kelurahan Curupjare, Kecamatan Pagaralam Utara, berjarak sekitar lima kilometer dari pusat kota atau dengan waktu tempuh 10 menit sudah sampai di lokasi," ujar dia.

Pemkot setempat untuk mewujudkan kawasan wisata terpadu ini, sudah melalui tahap pembuatan master plan atau proses pembuatan design engineering detail (DED).

Sukaimi merincikan berbagai sarana yang akan dibangun di kawasan wisata terpadu ini, yaitu pusat informasi, lokasi pengolahan kopi bubuk, panggung terbuka dan lokasi outbond.

Kemudian saran bermain anak-anak, penginapan dan lokasi permainan air (waterpark) bagi pengunjung.

"Kita juga akan membangun objek wisata kolam Muaratenang, akan dilengkapi areal parkir dan kolam bermain, juga akan dibangun tempat istirahat bagi para pengunjung atau wisatawan berupa gazebo," kata dia.



Kunjungan Wisata Meningkat

Wakil Wali Kota Pagaralam, Ida Fitriati mengungkapkan, pembangunan sarana wisata juga mendorong terjadi peningkatan kunjungan wisata di Kota Pagaralam.

Pada tahun 2010, hampir dua kali lipat dari tahun sebelumnya jumlah wisatawan yang datang, meskipun lebih dominan wisatawan domestik.

Tentunya, kata Ida, hampir setiap tahun terjadi peningkatan kunjungan wisatawan terutama domestik, bila dihitung dari tahun 2004 lalu jumlah pengunjung di daerah ini mencapai anngka sekitar 156.599 orang, dan 143 orang di antaranya merupakan wisatawan asing dari berbagai negara, seperti Kanada, Belanda, Inggris, Australia dan Amereka Serikat.

"Tingkat kunjungan berdasarkan hunian vila dan hotel tahun 2005 mencapai 18.810, dan pada tahun 2006 naik menjadi 19.118 orang, tahun 2007 menembus angka 19.484 orang, tahun 2008 sekitar 23.490 orang," ujar dia.

Tahun 2009, pengunjung ke Pagaralam mencapai 24.234 orang, tahun 2010 sudah mencapai 25.340, dan pada 2011 mencapai 26.123 orang, kata Ida pula.

Peningkatan jumlah wisatawan datang ke Kota Pagaralam, tentunya tidak terlepas dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan pembangunan fasilitas pendukung.

"Kita sudah memiliki sedikitnya 30 vila, 6 hotel dan satu wisma. Diperkirakan ratusan pengunjung dapat ditampung menginap di tempat tersebut," kata dia lagi.

Menurut dia, jumlah wisatawan itu diprediksi akan meningkat lagi memasuki Desember 2011 ini, mengingat pada bulan tersebut ada beberapa momen penting yang sangat dinantikan masyarakat, yaitu Natal dan Tahun Baru 2012.

"Di puncak Gunung Dempo setiap menyambut malam pergantian tahun, pengunjung bisa meningkat 25-30 persen, belum lagi pendakian puncak Dempo yang bisa mencapai 400 orang," ujar dia.

Hanya saja ke depan Ida mengakui, masih perlu peningkatan pengembangan dalam bidang industri kecil yang melibatkan masyarakat di bawah.

Demikian juga dengan pembinaan bidang sumber daya manusia (SDM) di Pagaralam yang perlu diperkuat.

Pemerintah Kota Pagaralam tidak cukup hanya mengurus pengembangan sektor pariwisata, termasuk merencanakan pembangunan lapangan terbang, tapi juga telah membangun berbagai fasilitas pendidikan termasuk pusat Pengembangan Pendidikan Islam (Islamic Center), untuk menopang penguatan perilaku dan karakter masyarakat daerahnya.

Destinasi wisata nusantara bagi Kota Pagaralam, tidak hanya mengandalkan keberadaaan objek wisata unggulan dengan beragam fasilitas pendukung sebagai daya tariknya, kultur masyarakat setempat pun perlu menjadi penopangnya. (ANT-127)