Jakarta (ANTARA) - Psikolog klinis Ratih Ibrahim mengemukakan bahwa keinginan untuk membagikan informasi di platform media sosial (medsos) seringkali berkaitan dengan kebutuhan mendapatkan perhatian dan validasi sosial.
Saat dihubungi ANTARA dari Jakarta, Rabu, psikolog klinis lulusan Universitas Indonesia itu menyampaikan bahwa tanpa pemahaman dan kontrol diri yang baik, kebiasaan membagikan informasi dan konten di media sosial bisa mengganggu dan merugikan orang lain.
Dia mencontohkan, menyebarkan informasi dan konten mengenai kejadian kecelakaan bisa menyakiti keluarga korban, menggiring opini publik ke arah yang keliru, serta menimbulkan trauma sekunder pada penonton.
Kiat tekan kebiasaan bagikan informasi secara berlebihan di medsos
Ilustrasi penggunaan dating apps. (ANTARA/HO/Pexels)
