"Jangan menggunakan sepatu karena suka warnanya saja tetapi tak mengetahui kecocokan dengan bentuk kaki. Sebab cidera yang terus terjadi dan tak diobati bisa berakibat fatal. Konsultasikan bentuk kaki dengan sepatu yang tepat atau mencari tahu melalui literasi lainnya," ujarnya.
Terkait rasa nyeri kaki pada bangun tidur, dr. Andi mengatakan jika hal tersebut umum terjadi dan cukup melakukan olahraga kecil dengan menarik ujung kaki agar toto betis ketarik.
Sedangkan rasa nyeri usai olahraga, ia menuturkan jika hal tersebut karena banyak faktor seperti salah memilih sepatu, kurangnya latihan dan tidak hati - hati.
"Untuk yang mereka baru memilih untuk berolahraga, disarankan untuk tidak langsung memaksa target tertentu tetapi bisa bertahap agar otot kaki bisa beradaptasi. Sepatu untuk lari ukuran lima kilo hingga seterusnya pun bisa berbeda. Ini yang harus diketahui masyarakat," katanya.
Sementara itu penanganan cidera kaki bisa dilakukan dengan metode artroskopi yakni prosedur bedah minimal invasif yang digunakan untuk mendiagnosis dan mengobati masalah pada sendi, termasuk sendi di area kaki.
Artroskopi dilakukan dengan membuat sayatan kecil biasanya kurang dari satu sentimeter dan menggunakan alat khusus yang dilengkapi kamera (artroskop) untuk melihat kondisi sendi secara detail. "Keunggulan artroskopi ini banyak yakni minim sayatan, pemulihan cepat dan akurasi tinggi," ujarnya.
Ia juga juga menekankan pentingnya deteksi dini dan penanganan yang tepat untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. Jika mengalami nyeri atau masalah pada kaki yang tidak kunjung membaik, segera konsultasikan ke dokter spesialis orthopedi untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.
Artroskopi adalah solusi efektif untuk berbagai masalah sendi, terutama pada kaki. Dengan teknologi ini, kami dapat memberikan penanganan yang tepat dengan risiko minimal dan pemulihan yang lebih cepat," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Dokter: Pemilihan sepatu jadi faktor utama mencegah cidera kaki