Bertamu ke PLTS raksasa Al Dhafra di Tanah Minyak

id PLTS Al Dhafra,Uni Emirat Arab,PLTS terbesar di dunia,ADSW,Masdar,Energi terbarukan,Abu Dhabi Sustainability Week

Bertamu ke PLTS raksasa Al Dhafra di Tanah Minyak

Arsip - Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Al Dhafra di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. (ANTARA/HO-Masdar)

Abu Dhabi (ANTARA) - “Pabila mereka melihatnya bagai rintangan, bagi kami itu adalah cakrawala yang harus dijelajahi.”

Pitutur tersebut disampaikan Menteri Perindustrian dan Kemajuan Teknologi Uni Emirat Arab Sultan Al Jaber kala membuka gelaran Abu Dhabi Sustainability Week.

Kutipan Al Jaber menjadi mukadimah dari tulisan ini, sebab melambangkan tekad yang tak mudah padam untuk menaklukkan rintangan yang membentang. Pola pikir tersebut layak juga ditanamkan pada masyarakat di seluruh belahan dunia.

Salah satu wujud nyata dari ucapan tersebut adalah keberhasilan Uni Emirat Arab menaklukkan rintangan menjadi peluang pada proyek pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) raksasa yang berlokasi di Kotamadya Al Dhafra, Abu Dhabi; atau yang dikenal dengan PLTS Al Dhafra.

Uni Emirat Arab, sebagai salah satu negara terbesar yang memproduksi energi fosil (minyak dan gas), serta negara yang juga dikenal sebagai "Tanah Minyak", justru menjadi pendobrak transisi energi ke energi terbarukan.



Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Al Dhafra pasca-hujan di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Senin (13/1/2025). (ANTARA/Putu Indah Savitri)


PLTS terbesar di dunia

Uni Emirat Arab berhasil mengubah hamparan gurun pasir dengan permukaan bergelombang disertai cuaca yang tak menentu menjadi rumah bagi sekitar 4 juta modul fotovoltaik (PV) untuk menghasilkan tenaga listrik dengan kapasitas mencapai 2,1 gigawatt (GW).

Energi yang dihasilkan dari PLTS tersebut menerangi sekitar 200 ribu rumah di Uni Emirat Arab. Apabila diimplementasikan di Jakarta, PLTS berkapasitas 2,1 GW dapat melayani sekitar 3,65 juta rumah tangga selama setahun, berdasarkan konsumsi listrik rata-rata sekitar 400–500 kWh per bulan per rumah tangga.

Cuaca gurun yang tak menentu pun diatasi dengan teknologi canggih berupa PV dengan sistem yang dapat beradaptasi dengan berbagai kondisi, seperti angin kencang, panas terik, dan hujan deras.

Capaian tersebutlah yang berhasil menasbihkan PLTS Al Dhafra sebagai single-site PLTS terbesar di dunia dengan kisaran luas mencapai 20–21 km persegi.

Mengubah gurun menjadi kebun listrik tak luput dari tekad empat perusahaan yang berinvestasi dalam pembangunan PLTS tersebut.

Mereka bertekad untuk memanfaatkan teriknya matahari gurun sebagai sumber energi terbarukan di Uni Emirat Arab. Keempat perusahaan tersebut terdiri atas dua perusahaan lokal UEA (Masdar dan TAQA) dengan total saham sebesar 60 persen, serta dua perusahaan luar (EDF Renewables dan Jinko Power) dengan total saham sebesar 40 persen.

Menperin UEA Sultan Al Jaber, yang juga merupakan pimpinan Masdar, menegaskan bahwa Uni Emirat Arab berambisi untuk menjadi pionir dalam pengembangan energi terbarukan.

Untungnya, atensi Uni Emirat Arab tertuju kepada Indonesia. UEA melihat Indonesia sebagai salah satu destinasi pengembangan energi terbarukan, dan berpotensi untuk menjadi hub (pusat) energi terbarukan di Asia Tenggara.