Bertamu ke PLTS raksasa Al Dhafra di Tanah Minyak

id PLTS Al Dhafra,Uni Emirat Arab,PLTS terbesar di dunia,ADSW,Masdar,Energi terbarukan,Abu Dhabi Sustainability Week

Bertamu ke PLTS raksasa Al Dhafra di Tanah Minyak

Arsip - Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Al Dhafra di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. (ANTARA/HO-Masdar)

Potensi IndonesiaMasdar, perusahaan energi terbarukan asal Uni Emirat Arab, membuka kantor di Indonesia dengan tujuan menjadikan Indonesia sebagai hub energi terbarukan di kawasan Asia Tenggara.

Berbeda dengan Uni Emirat Arab yang mengandalkan tenaga surya sebagai sumber energi terbarukan, Indonesia memiliki variasi yang lebih banyak.

Melimpahnya kekayaan alam dan energi terbarukan di Indonesia selalu didengungkan kepada masyarakatnya sedari masih menduduki bangku sekolah dasar, seperti potensi tenaga surya, air, angin (bayu), panas bumi, hingga biomassa.

Akan tetapi, keterbatasan teknologi dan kondisi geografis Indonesia menjadi rintangan bagi masyarakat untuk bisa menikmati energi terbarukan. Itulah yang menyebabkan Indonesia masih bergantung pada energi fosil yang notabene meracuni bumi.

Sebagaimana kutipan Al Jaber, rintangan tersebut justru disambut oleh perusahaan energi terbarukan asal Uni Emirat Arab itu.

Bersama PLN Nusantara Power (PLN NP), Masdar berhasil mengembangkan PLTS Terapung Cirata di Waduk Cirata, Jawa Barat.

PLTS terapung seluas 200 hektare tersebut mampu memproduksi energi hijau berkapasitas 192 MWp (megawatt peak) dengan 13 pulau panel surya yang bisa menghasilkan listrik. PLTS ini merupakan PLTS terapung yang paling besar di Asia Tenggara, dan akan diperbesar hingga kapasitasnya dapat mencapai 500 MW.

Capaian tersebut merupakan wujud nyata bahwa perkembangan teknologi dapat mengatasi rintangan kondisi geografis Indonesia.

PLTS Terapung Cirata sekaligus menjadi pintu masuk bagi Indonesia, yang tidak memiliki hamparan lahan seluas gurun, untuk memanfaatkan luasnya permukaan air yang mengelilingi negara beriklim tropis tersebut.

Tidak berhenti dalam pengembangan PLTS Terapung Cirata, perusahaan Uni Emirat Arab ini juga merambah ke potensi panas bumi yang berada di Indonesia. Hal tersebut tercermin dari kepemilikan saham sebesar 15 persen di PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE).

Masdar pun membidik investasi Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) energi baru terbarukan di Nusantara, Kalimantan Timur, berdasarkan Letter to Proceed (LtP) yang diberikan oleh Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN).

Dalam dialog bersama Chief Operating Officer (COO) Masdar Abdulaziz Alobaidli, disampaikan bahwa potensi pengembangan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) dan tenaga air (PLTA) masih dipelajari.

Berbagai manuver tengah dibedah untuk mengatasi permasalahan topografi kawasan yang mengakibatkan proyek PLTB sulit untuk dikembangkan di Indonesia.

Meskipun demikian, ia tak serta merta menghentikan studi kelayakan dan berupaya untuk mencari langkah yang memungkinkan.

Ketika dialog berakhir dan tiba saatnya menyusuri PLTS Al Dhafra, guyuran hujan di tengah gurun yang (semula) tandus pun menyambut para pengunjung. Fenomena ini seolah-olah membuktikan betapa gurun memiliki cuaca yang tak menentu.

Derasnya hujan di PLTS Al Dhafra menjadi momen yang langka, bahkan bagi para pekerja di sana.

Abdulaziz Alobaidli pun dengan cepat mengeluarkan ponselnya untuk mengabadikan momen langka tersebut.

Meski guyuran hujan luput dari prakiraan cuaca (sebab cuaca pada hari itu diprakirakan akan cerah sepanjang hari), penduduk lokal menyambutnya dengan sukacita. Bagi mereka, turunnya hujan bermakna berkah yang melimpah dan keberuntungan.

Alobaidli pun menyinggung soal Indonesia yang memiliki curah hujan lebih tinggi apabila dibandingkan dengan Uni Emirat Arab.

Mudah-mudahan, hujan yang turun di Indonesia turut menjadi pembawa keberuntungan, terutama dalam mengembangkan sektor energi terbarukan.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Bertamu ke PLTS raksasa di Tanah Minyak