Surabaya (ANTARA) - Ulama sufi dari Turki, Syekh Assayid Prof Dr Muhammad Fadhil al-Jailani (cicit dari Syekh Abdul Qadir Jailani) membedah Surat Al-Baqarah Ayat 74 dalam kegiatan Kajian Tafsir Al Jailani di Masjid Nasional Al Akbar Surabaya, Jumat (10/1) malam.
Dalam pengajiannya, Syekh Fadhil membuka penjelasannya dengan menjelaskan tafsir Jailani khususnya membedah Al Quran Surat Al Baqarah Ayat 74. Ia menjelaskan tentang sifat Bani Israil yang keras hatinya sehingga menutup hidayah dari Allah.
“Kerasnya Bani Israil lebih ditekankan pada kerasnya hati. Kerasnya hati Bani Israil karena kesombongan yang kemudian membuat hatinya keras dan membatu. Hati yang lentur adalah hari yang takut pada Allah. Hati yang lentur itulah hati yang mudah dapat hidayah,” katanya.
Dalam ayat ini, ditafsirkan bahwa Allah memberi permisalan bahkan sebuah batu lebih baik dari hati Bani Israil. Ketika bebatuan bisa dilenturkan ketika mendapatkan tetesan air secara terus menerus, hal ini tidak bisa terjadi pada hati Bani Israil.
“Kerasnya hati bani Israil tidak bisa lentur meski sudah dialiri sungai kemakrifatan dan keilmuan yang berasal dari lisan nabi-nabi Allah,” ujar Syekh Fadhil.
Lanjut dia, ketika batu saja bisa pecah baik karena faktor dorongan dari dalam atau dari luar, maka tidak demikian dengan hatinya Bani Israil. Hatinya Bani Israil tidak bisa melentur meski disentuh dari dalam maupun dari luar saking kerasnya.