Palembang (ANTARA) -
Ia menyebutkan berdasarkan perkiraan pada periode Desember 2024 hingga awal 2025 ini, terdapat potensi bencana alam yakni banjir, oleh karena itu perlu dilakukan peningkatan kemampuan dan kesiapsiagaan personel.
Selain itu, pengujian kesiapsiagaan itu tidak hanya melibatkan personel dari TNI saja, namun juga berkolaborasi bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Polri, Pemerintah daerah, Basarnas, dan unsur masyarakat.
Ia menambahkan para personel dalam siaga gabungan nantinya akan tersebar di seluruh wilayah Sumatera Selatan untuk menangani hingga memperbaiki dampak psikologi bagi warga korban bencana alam.
Pihaknya juga mempersiapkan peralatan untuk para personel dalam beroperasi menangani banjir, mulai dari perahu karet, alat selam, hingga peralatan medis.
"Ini menjadi perhatian khusus bagi semua, karena memang siklus empat tahunan dan kami mencoba memitigasi dengan membangun fisik dan memperbaiki hingga membersihkan saluran air," katanya.
Sementara itu, dalam pelatihan tersebut, TNI AL menggelar simulasi penanganan bencana alam banjir yang dipusatkan di Danau Jakabaring Kota Palembang itu turut mengundang para warga untuk menyaksikan langsung.
Simulasi menyelamatkan warga yang terjebak di atas rumah yang terendam banjir, simulasi apabila terdapat warga yang terbawa arus, hingga simulasi menangani korban jiwa dilakukan dalam kegiatan tersebut.