Palembang (ANTARA) - Wakil Kepala Staf TNI AD (Wakasad) Letnan Jenderal TNI Tandyo Budi Revita meninjau gedung pusat komando dan pengendalian (Puskodal) Kodam II/Sriwijaya, di Palembang, Sumatera Selatan.
Dalam kunjungan kerja di Palembang, Selasa, Wakasad Letjen TNI Tandyo Budi Revita, selain meninjau gedung Puskodal Makodam II/Swj, juga
menyaksikan penampilan demonstrasi keterampilan yang merupakan kolaborasi antara prajurit dan Persit seperti double stick, rampak gendang, beladiri taktis, dan barongsai.
Kemudian, Wakasad beserta rombongan secara daring (online) melalui video confrence menyapa Satgas Pamtas Yonif 141/AYJP dan Satgas Pamtas Yonif 144/Jy yang saat sedang melaksanakan tugas pengamanan perbatasan RI-PNS serta Korum dan ibu-ibu Persit yang berada di home base.
Peninjauan rehab rumah prajurit, dapur gizi dan pertanian perkotasn (urban farming) Taman Inspirasi Kodam II/Swj yang berada di kawasan Sekojo, Palembang.
Panglima Kodam II/Sriwijaya, Mayor Jenderal TNI M. Naudi Nurdika, pejabat utama, serta segenap prajurit dan PNS Kodam se-Garnizun Palembang menerima pengarahan Wakasad Letjen TNI Tandyo Budi Revita.
Wakasad pada kesempatan itu mengucapkan terima kasih atas sambutan segenap warga Kodam II/Swj dan mengapresiasi penampilan demonstrasi keterampilan kolaborasi prajurit dan Persit.
Wujud apresiasi itu dibuktikan Wakasad dengan memberikan penghargaan berupa ibadah umrah kepada sejumlah ibu-ibu Persit dan beberapa TNI yang menampilkan demontrasi dengan baik.
Kemudian Wakasad memberikan arahan kepada seluruh prajurit Kodam II/Swj untuk mengikuti perkembangan teknologi yang dapat mendukung pelaksanaan tugas.
"Teknologi sekarang sangat canggih dan pengaruhnya sangat besar bagi kehidupan, namun semua kembali kepada kita semua bagaimana cara memanfaatkannya," ujar Wakasad.
Sama dengan saat melaksanakan Satgas di Papua, teknologi sangat membantu seperti contoh pemanfaatan drone dalam memantau situasi di daerah penugasan, namun jangan lupa militansi TNI harus tetap mengalir dalam diri prajurit.
"Militansi TNI harus tetap mengalir dalam diri prajurit, karena militansi tidak bisa digantikan oleh apapun, karena militansi berasal dari jiwa, pikiran, keyakinan kepada Tuhan YME dan latihan yang terus-menerus," jelasnya.
Menurut dia, prajurit tidak boleh terjebak oleh teknologi. Saat ini banyak sekali pengguna teknologi yang terjebak dalam pusaran teknologi seperti contoh judi daring (online), dan pinjaman online.
Modal dasar sebagai TNI adalah moral, Wakasad memberikan contoh bagaimana moral Panglima Besar Soedirman memimpin prajurit selama mengusir penjajah Belanda.
Selanjutnya, Wakasad menyampaikan bahwa Program Pimpinan Angkatan Darat saat ini sangat menyasar kepada kehidupan bermasyarakat, maka sudah seharusnya sebagai prajurit angkatan darat harus bahu-membahu mendukung program yang sudah dicanangkan oleh Pimpinan Angkatan Darat.