Buku cerita anak berbahasa Aceh perkaya literasi nusantara

id Aceh ,BBPA ,Bahasa Gayo ,Bahasa Aceh ,Pemerintah Aceh ,Kebudayaan ,Pelestarian bahasa

Buku cerita anak berbahasa Aceh perkaya literasi nusantara

Kepala Balai Bahasa Provinsi Aceh (BBPA) Umar Solikhan (kanan) menyerahkan secara símbolis Kamus Bahasa Gayo dan 60 buku cerita anak bahasa daerah Aceh kepada Kepala Cabang Dinas Pendidikan Banda Aceh-Aceh Besar Syarwan Joni (kiri). Sabtu (21/12/2024) (ANTARA/Nurul Hasanah)

Umar menyampaikan bahwa buku-buku tersebut tersedia secara gratis dalam bentuk digital melalui laman Balai Bahasa Aceh. Masyarakat dapat mengunduh dan memperbanyaknya sendiri.

Untuk versi cetak, BBPA hanya menyediakan dalam jumlah terbatas melalui perpustakaan dan lembaga pendidikan tertentu.

"Jika ada sekolah yang ingin mencetak buku-buku ini, kami persilakan untuk mencetaknya sendiri. File digitalnya juga siap kami bagikan," katanya.

Ia menuturkan, melalui program ini, BBPA berharap dapat mendukung upaya pelestarian bahasa dan budaya daerah di Aceh, sekaligus memfasilitasi akses literasi yang lebih luas.



Umar juga menyebutkan beberapa capaian yang berhasil diraih BBPA sepanjang 2024. Salah satunya pengajuan 830 kosakata baru ke Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Adapun ragam kosakata yang diajukan itu meliputi 431 kosakata dari Bahasa Aceh, 300 dari Bahasa Gayo, 76 kosakata dari Bahasa Alas, dan 8 kosakata dari Bahasa Sigulai (Simeulue).

Di bidang literasi, BBPA juga mencatat peningkatan signifikan. Jumlah komunitas literasi yang dibina meningkat dari 59 komunitas pada 2023 menjadi 110 komunitas pada 2024.

Selain itu, jumlah generasi muda yang terlibat dalam program literasi juga naik dari 508 orang menjadi 710 orang pada periode yang sama.



"Semoga kolaborasi dan kerja sama ini semakin meningkat pada tahun mendatang, sehingga keberadaan kami semakin dirasakan manfaatnya oleh masyarakat," demikian Umar Solikhan.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Balai Bahasa Provinsi Aceh luncurkan buku cerita anak berbahasa daerah