Ada gerakan tanah ekstrem di Cihonje Sukabumi, puluhan rumah terdampak

id cuaca ekstrem, banjir, tanah longsor, siklon tropis, 91S, selatan Jawa Barat, BMKG, PVMBG,sukabumi

Ada gerakan tanah ekstrem di Cihonje Sukabumi, puluhan rumah terdampak

Pergerakan tanah menyebabkan dinding rumah warga menjadi retak di Kampung Cihonje, Desa Sukamaju, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Sabtu (7/12/2024). ANTARA/M Riezko Bima Elko Prasetyo

Peringatan dini tersebut sudah diinformasikan secara masif oleh BMKG kepada masyarakat dan pemerintah daerah sepekan sebelum bencana terjadi, bahkan setiap perkembangan kondisi cuaca dilaporkan setiap tiga jam melalui berbagai kanal informasi BMKG.

Merujuk dari peta yang dibuat PVMBG diketahui kawasan terdampak bencana tanah bergerak sebagian besar berada pada ketinggian 100-800 meter di atas permukaan laut dan masuk ke dalam zona kerentanan gerakan tanah menengah hingga tinggi.


Maka hal demikian mengartikan kawasan Desa Sukamaju, Cikembar, Sukabumi dan sekitarnya memang berpotensi menengah hingga tinggi bagi terjadinya gerakan tanah terutama jika curah hujan di atas normal.

"Nah, tim akan diterjunkan untuk menyosialisasikan langsung potensi bahaya ini ke masyarakat sehingga mereka bisa bersiap-siap menghadapi kemungkinan yang terjadi nantinya," kata dia.

BMKG kembali mengeluarkan peringatan dini yang berlaku aktif dalam sepekan ke depan atau setidaknya sampai 8-9 Desember 2024, di mana sebagian besar wilayah selatan Jawa Barat masih berpotensi diguyur hujan intensitas deras (30-50 mm per jam) yang disertai disertai angin kencang.

Dalam rentang waktu tersebut dikhawatirkan oleh BMKG dapat juga terjadi bahaya bencana seperti banjir bandang, tanah longsor, pergerakan tanah, puting beliung hingga hujan es di wilayah selatan Jawa Barat.

Kekhawatiran tersebut muncul setelah BMKG mendapati adanya bibit siklon tropis 91S di Samudera Hindia sebelah barat daya Banten dan saat ini bergerak mendekat ke wilayah darat selatan Jawa Barat.

BMKG menilai keberadaan bibit siklon ini dapat memperbesar potensi bencana mengingat cuaca di Indonesia saat ini sudah berada pada musim penghujan yang meningkat sebesar 20 persen dibandingkan kondisi normal karena dipengaruhi oleh sejumlah fenomena atmosfer seperti Madden Julian Oscilliation (MJO), gelombang ekuatorial Rossby, gelombang Kelvin dan La Nina lemah.

BMKG memperkirakan setelah Sukabumi dan Cianjur, kondisi ini juga dapat menyebar ke wilayah Garut, Ciamis atau selatan Jawa Bawat lainnya hingga termasuk Banten bagian selatan dan Jabodetabek.


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BMKG petakan keretakan tanah yang merusak rumah di Cihonje Sukabumi