GERD terjadi ketika makanan dan asam lambung naik kembali ke kerongkongan karena otot penghubung antara lambung dan kerongkongan belum sempurna.
"Ini sering ditandai dengan muntah, gumoh berlebihan, atau bayi yang rewel setelah menyusu. Jika dibiarkan, GERD dapat mengganggu pertumbuhan bayi, menyebabkan iritasi esofagus, bahkan masalah pernapasan," ungkap Dr. Aryani.
Tidak matangnya saluran cerna juga meningkatkan risiko malnutrisi, lantaran penyerapan nutrisi yang tidak efisien dapat menyebabkan berat badan bayi sulit naik, keterlambatan perkembangan, hingga gangguan pada otak.
Persoalan umum lainnya yang dialami pada bayi prematur adalah alergi susu sapi, karena dinding usus belum matang, protein besar dari susu sapi dapat menembus usus dan memicu reaksi alergi, dengan gejala yang meliputi diare, muntah, atau ruam di kulit.
Oleh sebab itu, Dokter Ariani menyarankan pemberian ASI sebagai solusi terbaik, karena ASI alami mudah dicerna, mengandung antibodi, dan risiko alerginya sangat rendah.
ASI juga busa membantu perkembangan ‘gut barrier’ dan melindungi bayi dari infeksi.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Risiko pencernaan yang dihadapi bayi prematur
Berita Terkait
Pakar hukum nilai penetapan tersangka Tom Lembong prematur
Sabtu, 9 November 2024 10:07 Wib
Hipertensi salah satu pemicu kematian ibu hamil tertinggi
Rabu, 21 Februari 2024 15:44 Wib
Asupan vitamin D bagi ibu hamil cegah keguguran hingga bayi prematur
Senin, 8 Januari 2024 13:39 Wib
Kemenkes sarankan penerapan metode kanguru untuk tangani bayi prematur
Jumat, 17 November 2023 12:44 Wib
Praktisi kesehatan: Pijat bayi miliki banyak manfaat
Senin, 12 Juni 2023 12:14 Wib
Dokter anak: Bayi prematur bisa tumbuh kembang dengan baik
Kamis, 6 April 2023 14:42 Wib
Dokter ingatkan orang tua agar kontrol ginjal bayi prematur dan BBLR
Kamis, 9 Maret 2023 20:45 Wib
Bayi lahir prematur berisiko kena diabetes
Rabu, 8 Februari 2023 14:55 Wib