Jakarta (ANTARA) - Bayangkan Anda hidup di tengah hiruk-pikuk ibu kota, dengan cita-cita, bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga, tetapi juga untuk mencapai kesejahteraan jangka panjang, memenuhi kewajiban zakat, dan menjadi seorang dermawan yang tulus membantu sesama. Berapa sebenarnya penghasilan yang diperlukan untuk mencapai keseimbangan ini di Jakarta?
Telaah ini tidak hanya membahas standar minimal untuk menjadi muzaki (orang yang wajib membayar zakat), tetapi juga menekankan pentingnya mencapai titik penghasilan yang cukup untuk kehidupan yang berkecukupan, investasi, dan kedermawanan yang lebih luas.
Mari kita jelajahi berapa penghasilan ideal yang mencakup semua aspek ini bagi keluarga kecil di Jakarta, serta inspirasi dari banyak dermawan dunia yang telah membuktikan bahwa memberi tidak akan membuat mereka kekurangan, namun justru makin diberkahi.
Hidup berkecukupan mengacu pada kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan dasar dengan layak, menyisihkan sebagian penghasilannya untuk masa depan, dan memberikan kontribusi sosial melalui sedekah.
Makna berkecukupan tidak hanya berarti memiliki cukup untuk kebutuhan pokok, tetapi juga memiliki kelebihan harta yang dapat digunakan untuk berinvestasi dan bersedekah. Hal ini membawa keseimbangan, antara kebutuhan keluarga, kewajiban spiritual, dan tanggung jawab sosial.
Dalam ajaran Islam, status sebagai muzaki, individu yang wajib membayar zakat, adalah langkah awal menuju hidup berkecukupan dan bermanfaat bagi sesama.
Berdasarkan ketentuan perhitungan zakat, nisab zakat mal (harta) setara dengan 85 gram emas. Dengan asumsi harga emas saat ini adalah Rp1.500.000 per gram, maka seorang Muslim diwajibkan membayar zakat mal jika memiliki harta tersimpan sebesar Rp127.500.000 atau lebih selama satu tahun. Dari jumlah harta ini, zakat yang dibayarkan adalah 2,5 persen, yaitu Rp3.187.500 selama satu tahun, yang merupakan besaran nilai kewajiban berzakat.
Mengelola keuangan dengan baik adalah kunci agar bisa menyisihkan sebagian harta untuk berzakat. Prioritaskan pengeluaran pada kebutuhan yang penting dan mendesak dahulu. Dengan demikian, kita dapat memastikan bahwa kebutuhan dasar terpenuhi sebelum mengalokasikan dana untuk hal lain.
Meningkatkan porsi sedekah juga memiliki manfaat yang signifikan. Setelahnya, mengalokasikan anggaran untuk berinvestasi guna mempersiapkan kebutuhan masa depan menjadi prioritas berikutnya. Investasi juga penting agar bisa menambah pemasukan dan digunakan untuk berzakat.
Berita Terkait
Lapas Muaradua masifkan Program Medis Menyapa Blok
Selasa, 17 Desember 2024 20:15 Wib
Gangguan otot turunkan kualitas hidup setelah stroke
Senin, 2 Desember 2024 16:40 Wib
Tersangka sabu dijerat hukuman bui seumur hidup
Minggu, 1 Desember 2024 15:10 Wib
Orang tua perlu contohkan hidup sehat cegah anak kecanduan gula
Selasa, 26 November 2024 16:47 Wib
Pertamina kampanyekan gaya hidup berkelanjutan di ajang "Eco RunFest"
Senin, 25 November 2024 11:28 Wib
Pegiat jamu ingatkan konsumsi jamu perlu diiringi pola hidup sehat
Kamis, 21 November 2024 16:25 Wib
PN Baturaja vonis hukuman mati terdakwa pembunuhan sadis
Kamis, 21 November 2024 15:00 Wib
UIN Palembang edukasi gaya hidup mahasiswa melalui karya seni
Kamis, 21 November 2024 14:34 Wib