Penjabat Bupati OKU Teddy Meilwansyah sebelumnya mengatakan dalam mencari solusi untuk mengatasi banjir, pihaknya mengundang peneliti dari BRIN untuk mengkaji dan memetakan permasalahan banjir di wilayah tersebut.
"Beberapa hari lalu kami melakukan paparan di BRIN untuk meminta bantuan dalam memetakan dan mengkaji terkait banjir yang terjadi di OKU agar ke depan permasalahan yang sama tidak terulang kembali," katanya.
Menurut dia, dari hasil pengamatan secara fisik, ada permasalahan di bagian hulu berupa penggundulan hutan atau deforestasi secara ekstrem yang menyebabkan banjir sering kali terjadi saat hujan turun dengan waktu yang lama.
"Deforestasi tersebut disebabkan berbagai hal dan itulah yang ingin kami kaji dan dalami terlebih dahulu," ucapnya.
Sementara, berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten OKU mencatat sebanyak 45.208 rumah warga di wilayah setempat terendam banjir dengan ketinggian air mencapai dua meter yang terjadi pada Mei 2024.
Bahkan, banjir yang terjadi dua kali pada periode tersebut merenggut enam orang korban jiwa dan merusak sejumlah fasilitas umum dengan kerugian mencapai miliaran rupiah.