Isu habitat salah satu faktor konflik harimau-manusia
Jakarta (ANTARA) - Ekolog satwa liar Sunarto menjelaskan konflik harimau dengan manusia terjadi akibat beberapa faktor termasuk kondisi individu harimau itu sendiri serta habitatnya yang lebih dekat dengan wilayah aktivitas masyarakat.
Menjawab pertanyaan ANTARA di Jakarta, Jumat, Sunarto menjelaskan terdapat tiga faktor atau sumber penyebab konflik terjadi termasuk kondisi dari individu harimau itu sendiri.
"Individu tertentu memiliki kecenderungan terlibat dalam konflik, misalnya individu yang sakit dan mengalami kesulitan untuk berburu satwa mangsanya seperti biasa. Individu jantan muda yang sedang mencari wilayah teritori baru juga umumnya lebih cenderung terlibat konflik dengan manusia atau hewan ternak/peliharaannya," jelasnya.
Selain itu, terdapat faktor kondisi habitat dari individu harimau tersebut. Di mana habitat yang banyak bersinggungan dengan pemukiman atau lahan aktivitas manusia seperti kebun akan memiliki resiko lebih besar terjadinya konflik dibandingkan yang minim bersinggungan dengan manusia.
Faktor terakhir adalah manusianya. Banyak potensi konflik yang sebenarnya dapat dicegah jika manusianya memiliki pemahaman tentang keberadaan dan sifat-sifat atau pola perilaku harimau.
Menjawab pertanyaan ANTARA di Jakarta, Jumat, Sunarto menjelaskan terdapat tiga faktor atau sumber penyebab konflik terjadi termasuk kondisi dari individu harimau itu sendiri.
"Individu tertentu memiliki kecenderungan terlibat dalam konflik, misalnya individu yang sakit dan mengalami kesulitan untuk berburu satwa mangsanya seperti biasa. Individu jantan muda yang sedang mencari wilayah teritori baru juga umumnya lebih cenderung terlibat konflik dengan manusia atau hewan ternak/peliharaannya," jelasnya.
Selain itu, terdapat faktor kondisi habitat dari individu harimau tersebut. Di mana habitat yang banyak bersinggungan dengan pemukiman atau lahan aktivitas manusia seperti kebun akan memiliki resiko lebih besar terjadinya konflik dibandingkan yang minim bersinggungan dengan manusia.
Faktor terakhir adalah manusianya. Banyak potensi konflik yang sebenarnya dapat dicegah jika manusianya memiliki pemahaman tentang keberadaan dan sifat-sifat atau pola perilaku harimau.