Pangkalpinang (ANTARA) - Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) Alobi menyatakan habitat buaya di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung semakin terancam, sebagai dampak kerusakan lingkungan di hulu dan hilir sungai serta hutan bakau akibat penambangan bijih timah ilegal.
"Saat ini sungai-sungai mengalami pendangkalan dan hutan mangrove semakin rusak, sehingga buaya semakin terdesak," kata Ketua PPS Alobi Langka Sani di Pangkalpinang, Jumat.
Ia mengatakan saat ini sungai-sungai yang dulunya berkedalaman lima meter sekarang hanya lima centimeter saja, sehingga satwa ini semakin sulit mencari makan untuk bertahan hidup.
"Saat ini banyak buaya masuk ke pemukiman dan menyerang masyarakat yang beraktivitas di sungai, kolong bekas penambangan timah dan saluran air masyarakat," katanya.
Ia menyebutkan dalam dua bulan terakhir ini telah terjadi beberapa konflik antara buaya dan manusia, di antaranya serangan buaya terhadap nelayan yang menangkap ikan di Sungai Payung, dua hari kemudian terjadi serangan buaya terhadap anak perempuan di Sungai Selan.
Berita Terkait
Isu habitat salah satu faktor konflik harimau-manusia
Jumat, 15 Maret 2024 13:28 Wib
BKSDA Sumbar telah melepasliarkan 16 owa ungko ke habitat baru
Jumat, 17 November 2023 12:40 Wib
Konservasionis satwa ragukan masih ada habitat untukharimau jawa
Senin, 13 November 2023 13:58 Wib
Habitat gajah Sumatera terbanyak di Jambi ada di Tebo
Senin, 23 Oktober 2023 17:17 Wib
Semangat Hari Kemerdekaan, OKU Selatan tanam 80.000 bibit pohon
Minggu, 13 Agustus 2023 20:15 Wib
Habitat hiu berjalan dan pari manta terancam
Kamis, 8 Juni 2023 13:48 Wib
Jumlah Gajah Sumatera di kantong habitat Sugihan-Simpang Heran
Minggu, 28 Mei 2023 6:47 Wib
JBI dorong Pemerintah Kabupaten OKU Selatan selamatkan habitat gajah
Selasa, 24 Januari 2023 14:23 Wib