Direktur Operasi SIG, Reni Wulandari, mengungkapkan bahwa perjalanan transformasi Industri 4.0 SIG telah dimulai sejak 2011 melalui implementasi ERP (Enterprise Resource Planning), penerapan Plant Information System, perbaikan proses bisnis menyeluruh, dan implementasi inisiatif digitalisasi untuk bisnis inti dan pendukungnya.
“Setelah ditetapkannya PT Semen Tonasa dan SBI sebagai perusahaan berpredikat National Lighthouse Industri 4.0 di Indonesia dan sejalan dengan road map Kementerian BUMN, SIG akan terus menciptakan inovasi berbasis teknologi menuju Global Lighthouse Network Industri 4.0,” kata Reni.
Pada usecase Operational Excellence (Energy Management) yang dijalankan oleh PT Semen Tonasa, penerapan teknologi Expert Optimizer akan mendukung stabilisasi dan optimalisasi parameter proses produksi semen.
Expert Optimizer telah diterapkan dalam proses produksi pada raw mill, kiln, dan cement mill di Plant Tonasa 5. Teknologi ini disebut terbukti memberikan dampak pada peningkatan kapasitas produksi hingga 3,18 persen, serta penurunan pada konsumsi energi termal spesifik sebesar 1,76 persen, dan konsumsi energi listrik spesifik hingga 2,63 persen.
TEMC di PT Semen Tonasa menjadi pusat kendali energi perusahaan berbasis AI yang dapat mengelola dan mengintegrasikan seluruh data terkait energi, sehingga menghasilkan realtime dashboard and reporting, serta rekomendasi parameter operasi yang optimal.
Melalui TEMC, lanjut dia, PT Semen Tonasa berhasil menghemat penggunaan energi hingga 4.899 Terajoule (TJ) atau setara dengan 167.228 ton batu bara yang menghemat biaya energi, serta penurunan emisi karbondioksida (CO2) sebesar 488 ribu ton.
Terkait, Integrated Waste Management usecase, diterapkan SBI melalui unit bisnis pengelolaan limbah Nathabumi dengan tujuan meningkatkan pasokan dan optimalisasi produktivitas pada operasional RDF Plant Cilacap. RDF merupakan bahan bakar alternatif yang dihasilkan dari pengelolaan sampah perkotaan.
“Solusi ini tidak hanya membantu pemerintah mengatasi persoalan sampah, tetapi juga mendukung terciptanya lingkungan yang sehat, sekaligus memberikan manfaat ekonomi,” ucapnya.
Selanjutnya, penerapan teknologi RDF Data Analytics dan Nathabumi E-Performance telah berdampak positif pada peningkatan pasokan RDF sebesar 10 persen, produktivitas RDF plant sebesar 67 persen, dan mitra bisnis sebesar 25 persen.
Pada aspek lingkungan dan sosial, teknologi tersebut mengurangi konsumsi batu bara sebanyak 1.800 ton dan tingkat emisi CO2 sebesar 2.100 ton, serta meningkatkan penyerapan sampah di Kota Cilacap, Jawa Tengah, sebesar 20 persen.
“Sebagai bagian dari perbaikan secara berkelanjutan SIG, terus berupaya melakukan akselerasi transformasi digital, dengan melakukan replikasi implementasi teknologi Industri 4.0 yang telah teruji (Artificial Intelligence, Machine Learning, dan Augmented Reality) di satu pabrik ke pabrik lainnya,” ungkap Reni.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: SIG: Transformasi berbasis teknologi jadi keunggulan perusahaan