Hipertensi salah satu pemicu kematian ibu hamil tertinggi

id hipertensi ,ibu hamil,pendarahan,kelahiran prematur

Hipertensi salah satu pemicu kematian ibu hamil tertinggi

Ilustrasi wanita hamil (ANTARA/Pexels/Cottonbro Studio)

"Jika memang dia dari awalnya hanya ada hipertensi kronis, dia memang tidak akan sembuh, karena dari awalnya ibu hamil itu sudah ada hipertensi. Yang bisa kita lakukan adalah mengontrol tensinya lagi ketika dia sudah selesai bersalin. Tapi jika dia hipertensi gestasional, dia biasanya akan pulih setelah 12 minggu pasca-melahirkan," katanya.

Dia mengatakan apabila sudah hipertensi kemudian hamil, maka perlu waspada dan melakukan sejumlah langkah guna mengatasinya.

"Satu, dia harus ANC (pemeriksaan kehamilan) teratur. Terus dia harus mengontrol tensinya dalam batas yang adekuat, yang disarankan oleh dokter. Yang ketiga, dia harus menjaga pola makannya, pola gaya hidupnya," kata Agustina.

Mengenai gaya hidup, dia mengatakan stres perlu dikurangi, menghindari rokok dan alkohol, serta olahraga teratur seperti dengan melakukan senam atau yoga khusus ibu hamil.

Terkait makanan, kata dia, ibu-ibu tersebut perlu mengonsumsi makanan bernutrisi yang alami. Apabila suka makan-makanan cepat saji yang tinggi akan kandungan garam, maka perlu dikurangi, karena garam tidak disarankan bagi ibu hamil yang hipertensi.

"Nutrisi pada ibu hamil disarankan lebih bervariasi, yang empat sehat lima sempurna. Ada protein, karbohidrat, sayur, buah, semuanya harus ada. Itu sih yang kita sarankan. Jadi tidak mengacu pada harus ikan-ikan tertentu. Jadi, bervariasi agar kebutuhan nutrisi dan mineral-mineralnya tercukupi semua," kata Agustina.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Waspada hipertensi pada ibu hamil, dokter ungkap tiga bahayanya