OKU antisipasi cuaca ekstreme dampak sirkulasi siklonik di perairan barat daya Sumatera

id Peringatan dini BMKG, analisa cuaca, bencana alam, penanggulangan bencana, BPBD OKU

OKU antisipasi cuaca  ekstreme dampak sirkulasi siklonik di perairan barat daya Sumatera

ANTARA (1)

Baturaja (ANTARA) - Manajer Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, Gunalfi menyatakan bahwa kabupaten setempat berada di level waspada bencana alam seperti banjir dan tanah longsor.  

"Hal ini merupakan peringatan dini yang harus kita waspadai bersama," kata Gunalfi di Baturaja, ibu kota Kabupaten OKU, Rabu.

Dia menjelaskan, berdasarkan peringatan dini dari BMKG terdapat enam kabupaten di Sumsel yang diprediksi mengalami hujan lebat dan berlangsung dalam waktu lama hingga berpotensi menimbulkan bencana alam. 

Enam kabupaten tersebut meliputi Musirawas, Muaraenim, Banyuasin, Ogan Komering Ilir, OKU Timur dan Kabupaten OKU.

Menurut dia, berdasarkan analisa cuaca dari BMKG dan meteorologi dunia selama beberapa hari ke depan terpantau adanya gelombang Equator Rosby di wilayah Sumatera Bagian Tengah dan Selatan, sedangkan gelombang Kelvin terpantau di sebagian besar Pulau Sumatera.

Kemudian, ada sirkulasi siklonik di perairan barat daya Sumatera yang menyebabkan pertemuan dan percepatan atau perlambatan angin di wilayah-wilayah tersebut.

Faktor-faktor tersebut dapat menyebabkan pertumbuhan awan penghujan dan angin kencang di mana untuk Kabupaten OKU lebih dominan terjadinya hujan lokal dengan skala dan durasi waktu bervariasi.

Terkait hal itu, ia mengimbau agar masyarakat lebih meningkatkan kewaspadaan menghadapi potensi bencana banjir dan tanah longsor supaya tidak menimbulkan korban jiwa.

Sebagai upaya penanggulangan, kata dia, Pemkab OKU telah menetapkan status siaga bencana alam agar banjir dan tanah longsor dapat ditanggulangi sedini mungkin.

BPBD OKU pun telah mengaktifkan kembali posko penanggulangan bencana di setiap kecamatan dengan menyiagakan personel selama 1x24 untuk mengevakuasi korban jika terjadi bencana alam.

"Termasuk semua peralatan penanggulangan bencana seperti perahu karet dan tenda darurat juga sudah kami siapkan di posko-posko tersebut," katanya.