Menuju Indonesia Emas 2045 perlu transformasi ekonomi lebih produktif
Jakarta (ANTARA) - Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Perumusan Kebijakan Fiskal Sektoral Titik Anas menyatakan bahwa upaya untuk mencapai Indonesia Emas 2045 perlu dilakukan dengan transformasi ekonomi menuju ekonomi yang lebih produktif, menghasilkan nilai tambah lebih tinggi, dan lebih green serta broad-based.
“Jadi tidak narrow based, tapi lebih broad based, sehingga kita bisa mencapai ekonomi kelima terbesar dunia maupun ekonomi dengan income yang tinggi,” katanya pada Rapat Koordinasi Nasional Kementerian Kelautan dan Perikanan yang dipantau secara virtual di Jakarta, Kamis (7/12).
Dia menjelaskan, ada sejumlah reformasi fiskal untuk menjaga keberlanjutan fiskal dan mengakselerasi transformasi ekonomi dengan empat kegiatan utama.
Pertama ialah peningkatan mobilisasi pendapatan. Misalnya, ada usaha meningkatkan formalisasi-formalisasi usaha-usaha berbasis kelautan dan perikanan agar memperoleh basis pajak lebih luas.
Pemerintah disebut masih memberikan insentif fiskal untuk mendorong pertumbuhan sektor-sektor dan industri-industri yang membutuhkan dukungan kemudahan, lalu melakukan penggalian potensi-potensi pajak baru, serta optimalisasi dari pengelolaan aset negara.
“Jadi tidak narrow based, tapi lebih broad based, sehingga kita bisa mencapai ekonomi kelima terbesar dunia maupun ekonomi dengan income yang tinggi,” katanya pada Rapat Koordinasi Nasional Kementerian Kelautan dan Perikanan yang dipantau secara virtual di Jakarta, Kamis (7/12).
Dia menjelaskan, ada sejumlah reformasi fiskal untuk menjaga keberlanjutan fiskal dan mengakselerasi transformasi ekonomi dengan empat kegiatan utama.
Pertama ialah peningkatan mobilisasi pendapatan. Misalnya, ada usaha meningkatkan formalisasi-formalisasi usaha-usaha berbasis kelautan dan perikanan agar memperoleh basis pajak lebih luas.
Pemerintah disebut masih memberikan insentif fiskal untuk mendorong pertumbuhan sektor-sektor dan industri-industri yang membutuhkan dukungan kemudahan, lalu melakukan penggalian potensi-potensi pajak baru, serta optimalisasi dari pengelolaan aset negara.