Hangzhou (ANTARA) - Bertempat di salah satu gedung di pusat kota Hangzhou, Alex Yang, co-founder dan COO Tuya Smart memasuki sebuah ruangan dan memberikan perintah pada asisten digital untuk melakukan sesuatu dalam bahasa Mandarin.
Setelah menyuarakan perintahnya, tak lama gorden dalam ruangan tersebut tertutup, televisi menyala dan kaki sofa home theater pun otomatis terangkat. Rupanya Alex memerintahkan kepada asisten digitalnya untuk mengaktifkan mode home theater.
"Jadi semua yang ada di ruangan ini sudah terkoneksi yang bisa diakses melalui ponsel atau panel di dinding," kata Alex, di Hangzhou, Jumat (24/11)
Ia lantas berjalan ke area dapur dan menjelaskan bahwa di rumah tersebut penghuni tidak perlu khawatir masakannya terbakar karena sudah ada sensor yang akan memberi tahu ketika makanan sudah matang.
Lalu ia masuk ke dalam kamar kecil dan menyebutnya sebagai ruangan yang menarik untuk ditilik. Sepintas tak ada yang spesial dari ruangan itu, tetapi ia kemudian menunjuk ke tempat tidur.
"Di tempat tidur ini sudah terpasang sensor di balik selimut," katanya. Dan sensor itu merekam kebiasaan tidur sang penghuni dan membantunya untuk bangun pagi dengan otomatis membuka gorden sehingga tidak perlu memasang alarm di ponsel berkali-kali.
"Ada aplikasi yang bisa pairing semua sistem ini dari Tuya. Intinya kita seperti memiliki pengurus rumah," ujarnya.
Ketiga ruangan yang diperlihatkannya adalah model rumah pintar yang menjadi salah satu dari sekian banyak garapan Tuya Smart, perusahaan teknologi pengembang layanan Internet of Thing (IoT) yang berbasis di China.
Alex mendemonstrasikan teknologi yang dibuat oleh perusahaannya kepada para jurnalis peserta All About China Exchange Program yang sedang berkunjung ke kantor Tuya. Sistem rumah pintar itu adalah salah satu teknologi yang dipamerkan di ruang eksibisi.
Selain sistem rumah pintar, ia pun dengan telaten menjelaskan sejumlah produk IoT yang dipamerkan, mulai dari kamera pintar, robot pemotong rumput, hingga alat penyedia makanan burung dilengkapi kamera yang akan memotret setiap burung yang hinggap.
"Alat ini begitu popular saat pandemi," katanya dan menambahkan bahwa teknologi itu membuat orang-orang terhibur saat pandemi COVID-19, ketika mereka tidak bisa banyak berinteraksi dengan orang lain.
Baginya, IoT adalah teknologi masa depan yang berguna. Ia mencontohkan, adanya sensor dalam pengatur suhu ruangan akan mendeteksi jumlah orang di rumah dan otomatis mengatur tingkat kesejukannya. Hasilnya, tagihan listrik pun berkurang.
Meski tidak menampik bahwa harga dari produk IoT cenderung mahal, ia memilih untuk fokus pada manfaat yang dihasilkan. Jika satu blok apartemen menggunakan teknologi tersebut, maka energi yang dihemat pun akan sangat signifikan, jelasnya.
Menurutnya IoT telah membantu banyak orang untuk hidup lebih nyaman, cerdas, dan hemat energi. Tuya akan terus berfokus pada inovasi teknologi kecerdasan buatan dan IoT untuk mewujudkan rumah pintar, bisnis pintar, dan kota pintar.
Saat ini Tuya telah bermitra dengan lebih dari 500 perusahaan terkemuka di dunia dan perangkat pintar yang didukung Tuya sudah tersedia di ratusan ribu toko.
Berita Terkait
Harga pangan Selasa, daging sapi turun Rp5.170 jadi Rp129.780 per kg
Selasa, 10 Desember 2024 10:07 Wib
Emas Antam Selasa naik Rp14.000 ke angka Rp1,517 juta per gram
Selasa, 10 Desember 2024 10:00 Wib
Rupiah diproyeksikan menguat di tengah harapan stimulus dari China
Selasa, 10 Desember 2024 9:55 Wib
Kemenhut: Perubahan iklim berdampak terhadap ketahanan pangan akuatik
Senin, 9 Desember 2024 16:00 Wib
Pertaminapastikan stok BBM dan LPG aman saat Natal dan Tahun Baru
Senin, 9 Desember 2024 12:32 Wib
Harga pangan Senin, bawang putih naik Rp5.410 jadi Rp47.520 per kg
Senin, 9 Desember 2024 12:04 Wib