Gaza City, Palestina (ANTARA) - Lebih dari 7.000 pengungsi, pasien, dan petugas medis di dalam kompleks Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza berjuang untuk tetap hidup di tengah kurangnya air dan makanan akibat blokade oleh militer Israel.
Berdasarkan pernyataan yang dirilis di Telegram pada Kamis (15/11), kantor media Gaza menyoroti situasi kritis tersebut dengan melaporkan tidak adanya makanan, air, atau susu untuk para bayi di rumah sakit tersebut.
“Kami mungkin kehilangan sejumlah anak-anak yang kekurangan gizi di rumah sakit karena pemadaman listrik, sehingga mereka tidak bisa dirawat di inkubator,” kata kantor media Gaza.
Kantor itu kemudian melaporkan bahwa pasukan Israel telah menghancurkan semua kendaraan di kompleks RS Al-Shifa, dan menolak mengizinkan petugas medis atau pasien untuk keluar dari fasilitas kesehatan terbesar di Gaza itu.
Selain melakukan operasi pencarian dan pemeriksaan di dalam RS Al-Shifa, tentara Israel juga memindahkan jenazah para syuhada ke lokasi yang tidak diketahui.
"Pasukan pendudukan telah mengubah fasilitas tersebut menjadi barak militer," demikian laporan kantor media Gaza.