Korban kabel optik gunakan lubang buatan dileher untuk bernafas
Untuk fungsi bicara, Fatih menjelaskan, saat ini RS Polri Krama Jati mengadakan alat bantu bicara elektronik laring, yang dapat dipergunakan Sultan untuk membantu berbicara dengan cara menempelkan alat ke bagian leher.
Secara bertahap Sultan juga sudah mulai melakukan latihan dan terapi untuk bicara secara mandiri dengan menggunakan nafas perut. Harapannya sekitar enam bulan ke depan Sultan sudah dapat berbicara secara mandiri dengan menggunakan nafas perut, tanpa perlu alat bantu lagi.
"Alhamdulillah, luar biasa dukungan dari RS Polri Krama Jati kepada anak saya karena saat ini Sultan sudah semakin baik kondisinya, serta sudah mulai terdengar bicaranya dengan menggunakan alat bantu yang ditempelkan di leher, meskipun kualitas suaranya masih samar dan terdengar seperti robot. Namun, saya yakin secara bertahap dengan kebiasaan dan latihan, Sultan bisa akan semakin jelas suara bicaranya, baik saat menggunakan alat bantu maupun nanti saat menggunakan nafas perut," kata Fatih.
Sebelumnya, pada 19 Oktober lalu, pita suara Sultan Rifat terpaksa diangkat (dioperasi). Pertimbangan tim dokter saat itu adalah karena kondisi pita suara Sultan rusak parah, pasca kecelakaan terjerat kabel milik Bali Tower.
Operasi pengangkatan pita suara di bagian tenggorokan menjadi opsi terbaik agar Sultan tetap bisa makan dan minum secara normal.
Sultan menjadi korban kecelakaan kabel optik yang terjuntai di Jalan Pangeran Antasari, Jakarta Selatan, pada 5 Januari 2023.
Kejadian ini bermula ketika Sultan mengendarai sepeda motor di belakang sebuah mobil. Tanpa disadari, kabel fiber optik yang terjuntai di atas jalan tersebut tersangkut pada mobil tersebut.
Namun, mobil tersebut terus melaju, menyeret kabel fiber optik yang masih tergantung. Akhirnya, kabel itu terlepas dari mobil dan mengenai Sultan yang saat itu berada di belakangnya.