Kemenag cetak ulang Al Quran Braille edisi penyempurnaan

id Al quran braille, braille, LPTMQ,berita sumsel, berita palembang

Kemenag cetak ulang Al Quran Braille edisi penyempurnaan

Ilustrasi - Umat Islam penyandang disabilitas tunanetra membaca Al Quran braille di Pondok Pesantren Anak Berkebutuhan Khusus KH. Ahmad Dahlan, Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (31/3/2023). (ANTARA/Budi Candra Setya/foc.)

Ia mengatakan satu buah mushaf Al Quran braille 30 juz bisa mencapai bobot 15 sampai dengan 20 kilogram. Setiap mushaf Al Quran Braille yang akan diterbitkan harus melewati proses pentasihan di LPMQ.

Target utama pendistribusian mushaf Al Quran braille meliputi lembaga pendidikan, organisasi, yayasan, dan sekolah yang mengajar murid tunanetra.

"Kepada lembaga-lembaga pendidikan yang selama ini mengajarkan Al-Quran braille, kepada organisasi, yayasan-yayasan yang memang bergerak di bidang braille itu dan sekolah-sekolah yang mempunyai murid tunanetra," katanya.

Sidqi menjelaskan bahwa penyusunan mushaf Al Quran Braille dimulai sejak tahun 1974, sejalan dengan pembahasan Mushaf Al Quran standar Indonesia.

Proses penyusunan memakan waktu sekitar sembilan tahun dan disempurnakan pada tahun 1983, kemudian dikuatkan dengan Keputusan Menteri Agama Nomor 25 tahun 1984.

Sidqi mengatakan bahwa sejak tahun 1984, mushaf Al Quran braille ini dicetak, diedarkan, dan dibacakan oleh kalangan tunanetra, terutama di Indonesia.

Pada tahun 2011, LPMQ menyusun buku pedoman membaca dan menulis Al Quran braille. Lalu di tahun 2013, hasil penyempurnaan buku pedoman tersebut dicetak bersamaan dengan Al Quran Braille yang telah disempurnakan lengkap dengan terjemahannya.

"Kita cetak Al Quran braille edisi penyempurnaan ini dan juga ditambahkan ada terjemahan supaya teman tunanetra tidak membaca teks Al Qurannya saja, tapi juga bisa membaca mengetahui terjemahan Al Quran itu," ujar dia.