Mengalihkan biaya pergaulan untuk proyekkebajikan

id biaya pergaulan,lingkaran pergaulan, ansos,biaya tampak keren

Mengalihkan biaya pergaulan untuk proyekkebajikan

Ilustrasi suasana kafe-Barista menyeduh kopi untuk pelanggan di Seniman Coffee Studio, Ubud, Gianyar, Bali, Sabtu (7/10/2023). ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/foc.

Tanpa kepemilikan uang pun, barang-barang mewah dengan mudah bisa dibeli
- Jujur. Biasakan tampil apa adanya dan bersikap terbuka kepada teman tanpa banyak hal yang ditutupi termasuk kondisi keuangan. Teman sejati adalah mereka yang bisa menerima kita apa adanya, sehingga tidak perlu sungkan sesekali menolak ajakan jalan bila memang tak tersedia anggaran untuk itu. Kebiasaan jujur dan tidak jaim akan membuatmu juga bisa diterima teman dengan apa adanya.

- Alihkan. Jika aktivitas kelompok pergaulanmu cenderung konsumtif, usulkan dan alihkanlah kepada hal-hal yang lebih produktif dan membawa manfaat. Semisal, kebiasaan nongkrong di kafe dan jalan-jalan ke pusat perbelanjaan dialihkan ke kegiatan sosial atau peduli lingkungan. Ajak anggota gengmu untuk gemar berderma ke yayasan yatim piatu, terlibat dalam kegiatan bersih-bersih sungai, atau menginisiasi penyelenggaraan panggung hiburan untuk tujuan amal, dan lain sebagainya.

Ternyata menciptakan pergaulan yang seru tidak harus dengan buang-buang uang, malah kita bisa memelopori suatu kegiatan amal yang bermanfaat bagi orang banyak.

 

Jadi pelopor

Kebanyakan dari mereka yang menjadi korban pergaulan adalah orang-orang bermental pengekor, yang hanya mengikuti arus di lingkungan sosialnya. Juga orang-orang yang tinggi jaim rendah penghasilan, sehingga pergaulan membuatnya tekor. Maka jangan pilih lingkaran pergaulan yang membuatmu terlalu mendongak ke atas alias ketinggian, lantas membuatmu minder dan terpaksa menjadi pengikut belaka.

Buatlah kelompok pergaulan dengan keanggotaan yang setara, tidak ada yang terlalu kaya sementara anggota lain tergolong miskin hingga menimbulkan adanya kesenjangan. Kecuali jika kelompok itu terbentuk secara alamiah karena kesamaan tujuan mulia, sehingga tidak ada anggota yang merasa terpaksa, terintimidasi, atau diperlakukan sebagai “pembantu umum”.

Prinsip kesetaraan dan keterbukaan harus ada dalam kelompok pergaulan, agar perjalanan pertemanan terbangun sehat. Jika ada yang terpaksa dan dikorbankan, maka evaluasi keikutsertaanmu dalam kelompok pergaulan itu.

Bagaimanapun, pergaulan merupakan salah satu kebutuhan manusia sebagai makhluk sosial. Menghindar dari pergaulan akan membuat seseorang merasa terasing dan terisolasi yang berpotensi menumbuhkan penyakit depresi. Karenanya, tetaplah bergaul namun jangan menjadi korban di dalamnya.

Bila perlu, jadilah pelopor dalam kelompok pergaulan. Hal itu memungkinkan kita membuat gerakan kebaikan, mengubah aktivitas berkumpul yang umumnya hanya nongkrong-nongkrong kosong menjadi kegiatan sosial penuh makna.

Untuk mengubah kebiasaan nongkrong menjadi kegiatan amal, barangkali akan mengeluarkan anggaran lebih besar tetapi itu bukan pengeluaran yang sia-sia seperti ketika digunakan untuk sekadar nongkrong. Ada nilai ibadah dan jejak kebajikan yang ditorehkan di sana, hal itu akan membuat kalian bukan “tampak keren” melainkan memang keren sekali.