Jakarta (ANTARA) - Perusahaan bidang energi baru dan terbarukan (EBT) PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) mulai melakukan penawaran umum perdana saham atau IPO pada 3-5 Oktober 2023, dengan mematok harga Rp780 per saham.
Perseroan menawarkan sebanyak 4,01 miliar lembar saham baru atau setara 3 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO, sehingga berpeluang akan meraih dana segar senilai Rp3,13 triliun, sebagaimana keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa.
Dengan demikian, BREN akan mencatatkan 133,83 miliar saham setelah masuk BEI, sehingga kapitalisasi pasar (market cap) berpotensi mencapai Rp104,39 triliun dan menjadi salah satu perusahaan dengan market cap tinggi di BEI.
Entitas usaha konglomerat Prajogo Pangestu ini akan menggunakan dana hasil IPO seluruhnya untuk penyetoran modal kepada Star Energy Group Holdings Pte, Ltd (STAR) melalui pengambilan bagian atas saham baru yang akan diterbitkan oleh STAR.
Seluruh dana yang telah masuk akan digunakan oleh STAR untuk membayar sebagian utang fasilitas B kepada Bangkok Bank Public Company Limited (Bangkok Bank), serta memenuhi kewajiban pembayaran kepada Star Energy Oil and Gas Pte, Ltd (SEOG) dan perseroan.
Selanjutnya, tanggal penjatahan rencananya akan dilangsungkan pada 5 Oktober 2023 dan masa distribusi saham secara elektronik pada 6 Oktober 2023, serta direncanakan secara resmi melantai di BEI pada 9 Oktober 2023 mendatang.
Adapun, bertindak sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek yaitu PT BNI Sekuritas dan bertindak sebagai Penjamin Emisi Efek yaitu PT OCBC Sekuritas Indonesia.
Pemegang saham BREN sebelum IPO terdiri atas PT Barito Pacific Tbk (BRPT) sebesar 66,67 persen, Green Era Energy Pte Ltd 24,33 persen, Jupiter Tiger Holdings 4,5 persen, dan Prime Hill Fund 4,5 persen.
Barito Pacific merupakan perusahaan yang dikendalikan oleh Prajogo Pangestu.