Dalam kasus tersebut, Mahkamah Kuching Sarawak melakukan tuntutan hukum kepada As atas pelanggaran Undang-Undang (UU) Akta Dadah Berbahaya Tahun 1952 Pasal 39B yakni tuntutan hukuman mati apabila terbukti bersalah.
"Atas tuntutan itu, kami, dari KJRI Kuching, telah memberikan bantuan pendampingan hukum dan menugaskan pengacara yang ditunjuk yakni Ranbir Singh Sangha; dan setelah proses persidangan selama dua tahun, pada Mei 2019, Mahkamah Kuching Sarawak menurunkan tuntutan hukuman mati menjadi hukuman penjara selama sembilan tahun kepada As," jelas Sigit.
As lalu mendapat pengurangan remisi sehingga menjalani hukuman penjara selama enam tahun terhitung sejak ditangkap pada Agustus 2017 lalu. Pada 9 Agustus 2023, AS dijemput oleh pihak KJRI Kuching dari Depot Tahanan Semuja Imigresen Sarawak untuk dipulangkan ke Indonesia.
"As dipulangkan ke Indonesia melalui perbatasan Entikong dan diserahkan kepada tim satgas pemulangan WNI dalam keadaan sehat dan baik untuk dikembalikan kepada keluarganya di Bengkayang, Kalbar," ujar Sigit.
Berita Terkait
KJRI Kuching pulangkan tujuh WNI terlantar di Malaysia
Rabu, 21 September 2022 10:36 Wib
KJRI Kuching pulangkan dua WNI korban TPPO
Rabu, 2 Maret 2022 8:46 Wib
KJRI Kuching bantu pemulangan jenazah guru anak pekerja migran
Jumat, 6 Agustus 2021 22:12 Wib
KJRI Kuching bantu pulangkan WNI alami stroke setelah melahirkan
Senin, 21 Juni 2021 8:15 Wib
KJRI Kuching Malaysia bebaskan WNI yang disandera agen judi daring
Rabu, 16 Juni 2021 9:13 Wib
KJRI Kuching bantah ancaman tembak bagi WNI di Sarawak
Sabtu, 21 Maret 2020 20:03 Wib
KJRI Kuching tunggu arahan pusat dalam penanganan COVID-19
Sabtu, 14 Maret 2020 15:49 Wib