Adapun, hasil perhitungan ATMR untuk risiko pasar BNI meningkat tidak signifikan dan masih di bawah 10 persen, yang disebabkan oleh karakteristik portofolio dan transaksi BNI per Juni 2023 yang relatif sederhana.
Dia melanjutkan perseroan terus menjaga rasio kecukupan modal atau CAR pada level yang kuat, yaitu 21,6 persen per Juni 2023, atau naik dari 18,4 persen pada periode yang sama tahun lalu dan jauh di atas persyaratan minimum sebesar 13,8 persen.
Dalam kesempatan ini, Royke mengapresiasi inisiatif OJK dalam menerbitkan peraturan baru tersebut, yang akan berdampak positif terhadap industri perbankan untuk menjadi lebih prudent dalam pemilihan investasi.
Selain itu, aturan tersebut juga akan mendorong perbankan untuk tidak terlalu terfokus pada penerbitan surat berharga.
"Ini adalah aturan yang sangat baik untuk membuat bank lebih prudent dalam memilih investasi. Selain itu, pada dasarnya bank adalah lembaga kredit, sehingga portofolionya seharusnya lebih banyak terdiri dari kredit daripada surat berharga," ujar Royke.
Sebagai informasi, BNI membukukan laba bersih yang tumbuh 17 persen year on year (yoy) mencapai Rp10,3 triliun pada semester I- 2023.
Adapun, portofolio kredit BNI mencapai Rp650,8 triliun pada semester I- 2023, yang ditopang oleh segmen korporasi swasta Blue Chip yang tumbuh 17 persen (yoy), dan segmen konsumer yang tumbuh 12 persen (yoy).