Palembang (ANTARA) - Ribuan warga Muslim di Kota Palembang antusias mengikuti tradisi yang sudah berlangsung ratusan tahun yaitu pembuatan dan pembagian Bubur Suro khusus setiap 10 Muharram atau Hari Asyura yang kerap dimaknai sebagai Lebaran Anak-anak yatim.
Koordinator Pembagian Bubur Suro Hari Asyuro Fauzan di Palembang, Jumat mengatakan pembuatan Bubur Suro di rumah salah seorang tokoh masyarakat Palembang yakni alm. ustad Taufiq Hasnuri.
“Ada 3.000 orang lebih warga yang mengantre di perkampungan Keturunan Arab, mereka membawa wadah bubur masing-masing dengan jumlah yang tidak dibatasi,” katanya.
Ia menjelaskan antusias masyarakat begitu terhadap pembagian bubur tersebut, karena pada waktu pandemi COVID-19 pembagian bubur itu langsung dibagikan ke masing-masing rumah warga.
“Pada waktu pandemi COVID-19 pembagian bubur ini dibagikan langsung ke rumah-rumah warga, maka dari itu antusias masyarakat begitu tinggi terhadap pembagian bubur tersebut,” jelasnya.
Menurut dia, tradisi yang sudah dilakukan sejak lima tahun terakhir ini bermakna sedekah atau amalan terbaik pada 10 Muharram dikenal juga dengan hari Asyura.
Bubur tersebut dengan rasa kaya rempah ini disebut dengan bubur sop karena menggunakan bahan-bahan yang digunakan dalam membuat sop, diantara lain bawang putih, bawang merah, lada, pala, ketumbar, cengkeh, kayumanis, dan berbagai bumbu lainnya.
“Semua bahan-bahan ini merupakan hasil sumbangan masyarakat, dan kami hanya memasaknya saja,” kata Fauzan.
Sementara itu, salah satu warga yang mengantre pembagian bubur suro Didit mengatakan dirinya begitu antusias karena kegiatan tersebut hanya diadakan satu tahun sekali.
“Selain itu, rasa bubur ini sangat enak berbeda dengan bubur yang dijual di pasar,” kata dia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Ribuan warga Palembang antusias ikuti tradisi pembagian bubur suro