Jakarta (ANTARA) - Pengamat pasar uang Ariston Tjendra menyatakan rupiah berpotensi melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) karena pasar menunggu hasil rapat kebijakan moneter The Fed yang akan dirilis pada Kamis (27/7).
"Menurut survei CME FedWatch Tool, probabilitas hampir 100 persen The Fed akan menaikkan suku bunganya sebesar 25 basis poin menjadi 5,25-5,50 persen," ujar Ariston Tjendra dihubungi di Jakarta, Senin.
Lebih lanjut, pasar disebut bisa berperilaku wait and see dan tidak berani berspekulasi terlalu besar menjelang pengumuman hasil rapat The Fed.
"Tingkat inflasi AS memang melandai, tapi belum menyentuh target 2 persen, apalagi beberapa data ekonomi AS seperti data tenaga kerja, masih mengindikasikan daya beli masyarakat AS masih tinggi sehingga bisa menaikkan inflasi lagi," ungkap Aris.
Selain itu, imbal hasil obligasi Pemerintah AS masih terlihat meningkat yang mengindikasikan bahwa pasar mengantisipasi kenaikan suku bunga acuan AS berikutnya.