Saat ini, kata Ariston Tjendra, posisi suku bunga acuan The Fed berkisar 5,00-5,25 persen.
"Kalau Juli ini (suku bunga acuan) naik 25 basis poin, jadi 5,25-5,50 persen," ujar dia.
Dengan tren penurunan data inflasi AS yang terus mendekati kisaran target 2 persen, ditambah sebagian data-data ekonomi AS yang lemah (berdasarkan survei CME Fedwatch Tool) sehingga dapat memicu inflasi, probabilitas Bank Sentral AS akan menahan suku bunga hingga akhir tahun meningkat sebesar 50 persen.
Sementara itu, keadaan dari dalam negeri, lanjut dia, rupiah masih didukung oleh surplus neraca perdagangan bulan Juni 2023 yang melebihi ekspektasi.
"Trade balance yang bulan ini rilis surplus 3,46 miliar dolar AS (dengan) ekspektasi surplus 1,35 miliar dolar AS," ungkap Ariston.