Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut ancaman krisis pangan sebagai dampak dari perubahan iklim bukan sekadar isapan jempol lantaran suhu bumi yang semakin panas.
Menurut dia dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Jumat, kencangnya laju perubahan iklim berdampak pada ketahanan pangan nasional akibat hasil panen menurun hingga gagal tanam.
"Suhu atau temperatur bumi secara global saat ini naik 1,2 derajat Celsius. Angka tersebut dipandang sebagai angka yang kecil, padahal itu adalah angka yang besar dan mematikan. Banyak fenomena ekstrem, bencana hidro-meteorologi yang diakibatkan pemanasan global tadi," ujar Dwikorita.
Dalam Focus Group Discussion (FGD) Perhimpunan Agronomi Indonesia di Jakarta, Kamis (6/7), Dwikorita mengatakan, bencana kelaparan sebagaimana yang diprediksi organisasi pangan dunia FAO akan terjadi di tahun 2050 adalah ancaman nyata. Situasi ini bukan hanya menjadi ancaman bagi Indonesia atau terbatas negara-negara berkembang saja. Melainkan seluruh negara-negara dunia menghadapi ancaman yang sama jika tidak ada langkah kongkrit untuk mengatasi krisis iklim.
Berita Terkait
Replikasi digital, ancaman dan penanggulanggannya
Kamis, 19 Desember 2024 14:39 Wib
Adu ancaman serangan, Tottenham vs Fulham 1-1
Senin, 2 Desember 2024 7:38 Wib
Menpora sebut tak ada potensi ancaman yang bahayakan timnas Bahrain
Selasa, 22 Oktober 2024 8:00 Wib
Uni Eropa umumkan sanksi baru guna merespons ancaman hibrida Rusia
Rabu, 9 Oktober 2024 12:43 Wib
Libanon: Tidak menerima ancaman Israel akan menyerang
Rabu, 5 Juni 2024 16:10 Wib
Rafael Struick kembali, jadi ancaman gawang Irak
Kamis, 2 Mei 2024 21:45 Wib
BNPT puji Kilang Pertamina Plaju jaga obvitnas dari terorisme
Rabu, 1 Mei 2024 0:26 Wib
Shin Tae-yong tebar ancaman ke calon-calon lawan Indonesia
Jumat, 26 April 2024 16:41 Wib