Menimba ilmu tak kenal usia disekolah lansia

id Jakarta Selatan,Sekolah Lansia,Fatmawati,lanjut usia,lansia,berita sumsel, berita palembang

Menimba ilmu tak kenal usia disekolah lansia

Para wisudawan Sekolah Lansia Fatmawati, Cilandak di RPTRA Pinang Pola, Jakarta, Kamis (25/5/2023). ANTARA/HO-Sekolah Lansia Fatmawati.

Lansia mandiri

Pendirian Sekolah Lansia Fatmawati berawal dari pertemuan Bina Keluarga Lansia (BKL) dari Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Pinang Pola, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan, yang ingin agar para lanjut usia (lansia) lebih produktif di usianya.
Kemudian, mereka membentuk kepengurusan dan diadakan pelatihan fasilitator dari enam perwakilan wilayah kota dari DKI Jakarta di gedung Dinas PPAPP DKI.

Pada 24 November 2022, Dinas PPAPP DKI mencanangkan berdirinya Sekolah Lansia di lima wilayah kota dan satu di Kabupaten Kepulauan Seribu, dengan wilayah Jakarta Selatan didirikan, yakni Sekolah Lansia Fatmawati.

Sasarannya, yaitu melahirkan lansia tangguh dengan tujuh dimensi, yakni spiritual, fisik, sosial, emosional, intelektual, vokasional, dan lingkungan.

Berdasarkan Undang-undang No.13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, Kepala Sekolah Lansia Fatmawati, Yus Rusamsi, tak asal memimpin sekolah lansia itu. Dirinya yang merupakan mantan dosen mengajak rekan-rekannya untuk sukarela mengajar di sekolah itu.

Bahkan para murid di sekolah lansia itu juga bisa menjadi narasumber untuk saling berbagi pengetahuan mengingat latar belakang bermacam-macam.

Salah satu tujuannya mengajak para lanjut usia tentunya demi meningkatkan kualitas hidup dan kemandirian bagi mereka.

Sekolah itu pernah mengajarkan para lansia cara membuat mainan dan membawa cucunya. Setelah mainan itu jadi, mereka bisa bermain bersama.

Sekolah itu tidak melihat pekerjaan para calon murid saat akan mendaftar. Syarat utama adalah mereka harus berusia 60 tahun ke atas dan mau mengikuti segala peraturan.

Para calon murid hanya dikenakan membayar biaya pendaftaran Rp30 ribu untuk memenuhi kebutuhan sekolah selama menempuh pendidikan.

Tidak masalah ada yang hanya lulusan sekolah dasar (SD), bahkan buta huruf juga ada. Karena itu, mereka bangga sekali saat wisuda.

Sekolah itu juga bekerja sama dengan Puskesmas Pondok Labu yang selalu mengecek tensi dan gula darah para murid. Selain itu, tersedia psikolog yang siap menerima konsultasi para lansia.

Dalam akhir keterangannya, Yus berharap pemerintah mendengarkan harapannya akan adanya bantuan dana operasional agar sekolah ini bisa terus berjalan dan bermanfaat.