Lansia berusia 100 tahun di Aceh berangkathaji setelah dua kali gagal
Bagi Taher, musim haji kali ini menjadi tahun yang menyenangkan. Setelah dua kali gagal berangkat, akhirnya Taher bisa menuju Tanah Suci untuk menjalankan ibadah haji untuk pertama kalinya.
Bahkan untuk memenuhi panggilan dan menjadi tamu Allah Subhanahu Wa Ta'ala itu, Muhammad Taher rela menjual tanah kebun miliknya guna melunasi Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih).
"Alhamdulillah, saya bahagia sekali bisa melaksanakan ibadah haji kali ini, semoga semuanya berjalan lancar," ujarnya.
Sebelumnya Taher juga sudah dua kali ke Tanah Suci untuk menjalankan ibadah umrah. Kesempatan itu didapatkan melalui hadiah yang diberikan anak-anaknya.
Sebab itu tidak ada rasa ragu sedikitpun bagi Taher berangkat ke Arab Saudi lagi. Pengalaman umrah dan pernah merantau di Yogyakarta, Bandung, dan Jakarta, juga cukup menjadi modal baginya untuk bepergian jauh di usia senja.
"Untuk apa takut pergi sendiri, saya sudah pernah umrah dan merantau di Pulau Jawa seperti Yogja, Bandung, dan Jakarta. Bahkan sebelum Indonesia merdeka saya sudah di sana," kata Taher.
Taher berprofesi sebagai petani kopi, seperti kebanyakan masyarakat lainnya di Gayo Lues. Di juga pernah membudidayakan komoditas kakao dan kemiri.
Ia tak punya riwayat pendidikan, hanya pernah mengikuti program Pemberantasan Buta Huruf (PBH) yang dicanangkan Presiden Soekarno saat itu.
Saat ini keinginan Taher hanya menjalankan ibadah haji. Seluruh hartanya pun sudah diwariskan untuk anak-anaknya.
"Semua harta saya sudah saya bagikan kepada anak-anak saya. Saya sudah tua, saat ini saya hanya mau fokus untuk beribadah," ujarnya.
Sementara itu Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Aceh Azhari berpesan kepada calon haji tertua tahun 2023 di Aceh itu agar selalu menjaga kesehatan saat berada di Tanah Suci.
"Bapak jaga kesehatan ya, sering-sering minum air putih dan fokus pada ibadah-ibadah yang wajib saja dulu. Jangan terlalu lelah karena harus fokus saat puncak haji nanti," kata Azhari.