Prof Widodo Muktiyo, guru besar komunikasi yang tak ingin besar sendirian
Palembang (ANTARA) - Guru Besar Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Prof. Dr. Widodo Muktiyo selalu ingin memotivasi orang-orang di sekitarnya untuk sekolah, hingga menjadi guru besar seperti dirinya.
Ketika menjadi narasumber pada kuliah umum mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Sriwijaya (Unsri) di Kampus Unsri Bukit Besar Palembang, Rabu (24/5), memotivasi mahasiswa untuk langsung melanjutkan kuliah S2 setelah menyelesaikan S1.
"Siapa mahasiswa yang berniat langsung kuliah S2 setelah diwisuda? Jika memiliki niat jangan ditunda," ujar Prof Widodo, di sela-sela menyampaikan materi dengan tema "Komunikasi Publik Media dan Digitalisasi" itu.
Selain memotivasi mahasiswa, Widodo yang juga Ketua Dewan Pengawas Perum LKBN Antara mengajak dosen ilmu komunikasi di perguruan tinggi negeri tertua di Kota Palembang itu untuk segera melanjutkan pendidikan S3.
Salah satu dosen yang diajak untuk segera kuliah S3 adalah Rindang Senja Andarini M.I.Kom, di sela-sela memandu tanya jawab mahasiswa dalam kuliah umum itu, Prof Widodo juga mengajak dosen ilmu komunikasi itu untuk segera menjadi guru besar setelah kuliah S3.
Rindang, sang moderator kuliah umum ketika ditanya oleh Alumnus OATS di Osaka Jepang itu kapan sekolah, menjawab dua tahun lagi.
"Jangan dua tahun lagi, Rindang dan dosen lainnya harus segera kuliah S3. Jika terbentur izin suami atau Dekan FISIP Unsri Prof Alfitri, saya yang akan memintakan izinnya," ujar Widodo yang pernah menjabat Dirjen Informasi Komunikasi Publik (IKP) Kemenkominfo itu.
Setelah kuliah umum dengan mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Unsri, Prof Widodo juga memotivasi dosen Universitas Muhammadiyah (UM) Palembang ketika melakukan silaturahmi dengan Rektor UM Palembang Dr Abid Djazuli.
Sebagai anggota Majelis Diktilitbang Pengurus Pusat Muhammadiyah (PPM), Prof Widodo mendorong UM Palembang, Sumatera Selatan, meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dosen dan tenaga pendukung.
"Pimpinan perguruan tinggi Universitas Muhammadiyah jangan takut investasi memfasilitasi dosen sekolah tinggi meraih doktor, karena SDM merupakan modal untuk pengembangan kampus," ujarnya.
Menurut Widodo, dosen yang kini masih berpendidikan S2 didorong untuk segera melanjutkan pendidikan S3 dan yang telah S3 dimotivasi untuk mempersiapkan diri meraih gelar profesor.
Untuk memberikan kesempatan dosen melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, bisa dilakukan secara bertahap dengan target yang terukur, sesuai dengan kondisi kemampuan keuangan lembaga.
"Paling tidak setiap tahun ada beberapa dosen atau tenaga pendukung di perguruan tinggi Muhammadiyah difasilitasi melanjutkan S3, sehingga pada beberapa tahun ke depan sebagian besar SDM sudah memiliki gelar akademik tertinggi dan UM mencetak banyak guru besar," ujar Prof Widodo, yang merintis karir menjadi staf pengajar pada FISIP UNS sejak 1987 itu.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Widodo Muktiyo, guru besar komunikasi yang tak ingin besar sendirian
Ketika menjadi narasumber pada kuliah umum mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Sriwijaya (Unsri) di Kampus Unsri Bukit Besar Palembang, Rabu (24/5), memotivasi mahasiswa untuk langsung melanjutkan kuliah S2 setelah menyelesaikan S1.
"Siapa mahasiswa yang berniat langsung kuliah S2 setelah diwisuda? Jika memiliki niat jangan ditunda," ujar Prof Widodo, di sela-sela menyampaikan materi dengan tema "Komunikasi Publik Media dan Digitalisasi" itu.
Selain memotivasi mahasiswa, Widodo yang juga Ketua Dewan Pengawas Perum LKBN Antara mengajak dosen ilmu komunikasi di perguruan tinggi negeri tertua di Kota Palembang itu untuk segera melanjutkan pendidikan S3.
Salah satu dosen yang diajak untuk segera kuliah S3 adalah Rindang Senja Andarini M.I.Kom, di sela-sela memandu tanya jawab mahasiswa dalam kuliah umum itu, Prof Widodo juga mengajak dosen ilmu komunikasi itu untuk segera menjadi guru besar setelah kuliah S3.
Rindang, sang moderator kuliah umum ketika ditanya oleh Alumnus OATS di Osaka Jepang itu kapan sekolah, menjawab dua tahun lagi.
"Jangan dua tahun lagi, Rindang dan dosen lainnya harus segera kuliah S3. Jika terbentur izin suami atau Dekan FISIP Unsri Prof Alfitri, saya yang akan memintakan izinnya," ujar Widodo yang pernah menjabat Dirjen Informasi Komunikasi Publik (IKP) Kemenkominfo itu.
Setelah kuliah umum dengan mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Unsri, Prof Widodo juga memotivasi dosen Universitas Muhammadiyah (UM) Palembang ketika melakukan silaturahmi dengan Rektor UM Palembang Dr Abid Djazuli.
Sebagai anggota Majelis Diktilitbang Pengurus Pusat Muhammadiyah (PPM), Prof Widodo mendorong UM Palembang, Sumatera Selatan, meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dosen dan tenaga pendukung.
"Pimpinan perguruan tinggi Universitas Muhammadiyah jangan takut investasi memfasilitasi dosen sekolah tinggi meraih doktor, karena SDM merupakan modal untuk pengembangan kampus," ujarnya.
Menurut Widodo, dosen yang kini masih berpendidikan S2 didorong untuk segera melanjutkan pendidikan S3 dan yang telah S3 dimotivasi untuk mempersiapkan diri meraih gelar profesor.
Untuk memberikan kesempatan dosen melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, bisa dilakukan secara bertahap dengan target yang terukur, sesuai dengan kondisi kemampuan keuangan lembaga.
"Paling tidak setiap tahun ada beberapa dosen atau tenaga pendukung di perguruan tinggi Muhammadiyah difasilitasi melanjutkan S3, sehingga pada beberapa tahun ke depan sebagian besar SDM sudah memiliki gelar akademik tertinggi dan UM mencetak banyak guru besar," ujar Prof Widodo, yang merintis karir menjadi staf pengajar pada FISIP UNS sejak 1987 itu.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Widodo Muktiyo, guru besar komunikasi yang tak ingin besar sendirian