Jakarta (ANTARA) - Bhuana Art Cinema segera merilis film layar lebar terbaru berjudul "Glo, Kau Cahaya" karya sutradara Ani Ema Susanti yang mengangkat pentingnya kesehatan mental anak muda.
"Di film ini, saya ingin memotret bagaimana seorang perempuan muda bertarung untuk keluar dari labirin depresi. Bagaimana pentingnya sebuah kesehatan mental untuk berdiri sendiri," kata Ema dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Jakarta, Jumat.
"Glo, Kau Cahaya" terinspirasi dari beberapa kisah nyata. Film tersebut menceritakan kisah hidup Gloria yang jungkir balik setelah kehilangan kedua orang tuanya akibat kecelakaan pesawat.
Kehidupan Gloria semakin terpuruk setelah ia terpaksa merelakan kedua kakinya yang mengalami kelumpuhan. Anak muda asal Papua itu pun tersungkur dalam lembah depresi.
Beruntung dia memiliki Isy, sang nenek yang terus berada di sisinya. Secercah cahaya harapan pun muncul ketika terdapat kejuaraan renang untuk atlet difabel pada Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) di Papua.
Dari kejuaraan tersebut, Gloria belajar mengenai esensi kemenangan sesungguhnya.
"Terdapat pemikiran bijaksana bahwa daun pun tak akan jatuh jika Tuhan tak menghendaki. Percayalah, ketika segalanya tampak menemui jalan buntu pasti terdapat secercah cahaya yang membantu kita. Asalkan kita mau berpikiran terbuka," ujar Ema.
Ema tak memungkiri bahwa kisah dalam film berdurasi 93 menit itu sedikit banyak mirip dengan kisah hidupnya. Ema pernah menunda kuliahnya untuk bekerja selama dua tahun sebagai pekerja migran di Hong Kong demi membantu perekonomian keluarga.
"Glo, Kau Cahaya" menjadi film panjang pertama Ema. Wanita kelahiran Jombang, 6 Agustus 1982 itu mengaku sangat menantikan kesempatan ini.
Dia berterima kasih kepada pendiri Teater Koma, mendiang Nano Riantiarno, yang turut mendorongnya untuk membuat film tersebut.
"Sejak awal, saya benar-benar berharap film ini bisa jadi, karena saya sudah sangat lama menanti kesempatan ini," kata Ema.
Pengambilan gambar "Glo, Kau Cahaya" memakan waktu satu bulan, yang menurut Ema berjalan cukup berat, salah satunya karena faktor cuaca ekstrem yang terjadi selama 20 hari timnya melakukan syuting di Papua. Selain itu, tantangan lain yang mereka hadapi adalah dalam hal melakukan validasi dialog mengingat dari awal sampai akhir film ini menggunakan bahasa asli Papua.
Berita Terkait
KAI Palembang libatkan PPJ pastikan keselamatan perjalanan KA
Kamis, 28 November 2024 22:00 Wib
Kemenag luruskan informasi, KUA libur Sabtu-Minggu tapi naib tetap bertugas
Minggu, 13 Oktober 2024 10:18 Wib
Aktris dan penyanyi Puput Novel dimakamkan di TPU Sanjaya
Senin, 9 September 2024 11:30 Wib
Pengasuhan positif untuk mencegah perkawinan anak
Kamis, 11 Mei 2023 15:55 Wib
Ada apa dengan film "Glo, Kau Cahaya"
Senin, 6 Maret 2023 9:09 Wib
Suara Kayu hadirkan karya dari buku "Kubiarkan Kau Pergi Hari Ini"
Jumat, 10 Februari 2023 14:09 Wib
Serial "Kejarlah Daku Kau Kutangkap" angkat isu pasangan masa kini
Selasa, 20 Desember 2022 12:45 Wib
Buat film dengan kamera smartphone lebih hemat
Kamis, 6 Oktober 2022 8:30 Wib