Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal perdagangan Rabu naik seiring pasar menunggu rilis inflasi Indonesia bulan Februari.
Rupiah pada Rabu pagi menguat 19 poin atau 0,12 persen ke posisi Rp15.242 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.261 per dolar AS.
"Pelemahan (rupiah) di awal sesi mungkin akan terbatas, dengan investor menantikan rilis data inflasi Indonesia bulan Februari," kata analis DCFX Futures Lukman Leong saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Rabu.
Lukman menuturkan inflasi Indonesia diperkirakan cenderung melandai. Inflasi yang menurun akan mendukung rupiah karena Bank Indonesia sudah mengatakan tidak akan menaikkan suku bunga lagi.
Sementara dolar AS masih kuat didukung oleh serangkaian data ekonomi Amerika serikat (AS) yang kuat akhir-akhir ini seperti non-farm payroll, indeks harga konsumen (CPI), indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), dan indeks harga produsen (PPI).
Non-farm payroll adalah data tingkat ketenagakerjaan di AS selain dari sektor pertanian, pemerintahan, rumah tangga, dan lembaga-lembaga nonprofit.
Departemen Tenaga Kerja AS mengungkapkan bahwa klaim awal AS untuk tunjangan pengangguran turun 3.000 menjadi 192.000 yang disesuaikan secara musiman untuk pekan yang berakhir 18 Februari.