Empat warga Badui tergolek lemas dan digigit ular berbisa dirujuk ke RSUD Banten

id warga badui,relawan rujuk warga badui,relawan,rsud banten

Empat warga Badui tergolek lemas dan digigit ular berbisa dirujuk ke RSUD Banten

Relawan merujuk warga Badui ke RSUD Banten untuk menjalani perawatan medis (ANTARA/HO-Relawan)

Keempat warga Badui yang dirujuk ke RSUD Banten itu mereka dua orang mengidap tuberkulosis (Tb), satu orang balita stunting dan satu orang lagi tergigit ular berbisa
Lebak, Banten (ANTARA) - Sahabat relawan Indonesia (SRI) merujuk empat warga Badui ke RSUD Banten, karena kondisinya parah dan tergolek lemas membutuhkan penanganan medis.
 
"Kami terpaksa merujuk ke RSUD Banten agar dapat ditangani secara medis," kata Koordinator SRI Muhammad Arif Kirdiat di Serang, Sabtu.
 
Keempat warga Badui yang dirujuk ke RSUD Banten itu mereka dua orang mengidap tuberkulosis (Tb), satu orang balita stunting dan satu orang lagi tergigit ular berbisa.
 
Warga Badui yang dirujuk itu bisa dilakukan dengan pendekatan agar segera lekas sembuh dari penyakit dan gigitan ular berbisa.
 
Kondisi tubuh mereka cukup memprihatinkan dan harus cepat mendapatkan penanganan medis.

Baca juga: Ratusan warga Badui jalani vaksinasi
 
"Kami berharap keempat orang itu bisa sembuh menjalani perawatan di RSUD Banten dan kembali ke rumah bisa ditindaklanjuti oleh petugas Puskesmas setempat," katanya.
 
Ia mengatakan, dari empat pasien warga Badui itu, tiga di antaranya sebelumnya sudah menjalani perawatan medis di RSUD Banten.
 
Namun, mereka setelah kembali ke rumah dan tidak ada tindak lanjut penanganan medis selanjutnya.
 
Semestinya, kata dia, dua pasien Tb tetap harus ada pendampingan dan pengawasan minum obat selama enam bulan.
 
Begitu juga seorang pasien stunting ada penanganan medis dengan dilakukan pemeriksaan kesehatan dan pemberian makanan pendamping.
 
Sedangkan, pasien gigitan ular berbisa kondisinya sudah parah dan kakinya busuk, sehingga dilakukan amputasi.
 
"Saya kira percuma saja warga Badui sulit untuk minum obat enam bulan berturut-turut, sehingga penyakit Tb tidak sembuh - sembuh," kata Arif.
 
Ia mengatakan, selama ini, relawan hanya merujuk ke RSUD Banten yang menerima pasien surat keterangan tidak mampu (SKTM), sebab kebanyakan masyarakat Badui tidak memiliki BPJS Mandiri maupun bantuan BPJS PBI dari pemerintah.
 
Baca juga: Belajar dari masyarakat Badui yang tak pernah alami krisis pangan
Relawan kini memiliki mobil ambulan untuk merujuk warga Badui ke RSUD Banten.
 
"Kami sangat terbantu kebijakan RSUD Banten yang menerima warga Badui dengan SKTM itu," katanya menjelaskan.
 
Ia menyebutkan, selama ini kasus Tb dan gizi buruk di pemukiman Badui cukup banyak dan sejak enam bulan terakhir ini membawa pasien yang dirujuk ke RSUD Banten sebanyak 12 orang dan dua orang di antaranya balita.
 
Ke-12 warga Badui itu mengalami gizi buruk, stunting, gigitan ular berbisa juga mengidap penyakit penyerta TBC.
 
"Kami sekarang merujuk empat warga Badui, termasuk Bohani (7) warga Kampung Batu Beulah Rt02/Rw 13 Desa Kanekes, Kabupaten Lebak yang stunting," kata Arif.
 
Sementara itu, Kepala Puskesmas Cidimeut Kabupaten Lebak Dede Hardiansyah mengatakan dirinya berkolaborasi untuk penanganan medis warga Badui dengan melibatkan relawan.
 
Relawan juga melayani pengobatan, pemeriksaan kesehatan hingga merujuk masyarakat Badui ke RSUD Banten.
 
Namun, rujukan ke RSUD Banten tetap direkomendasi dari Puskesmas Cisimeut.
 
"Kami sangat terbantu untuk penanganan kesehatan medis masyarakat Badui melalui relawan itu," katanya.
Baca juga: Masyarakat Badui jaga hutan lindung sebagai titipan leluhur