KKI Warsi: Ikutkan masyarakat kelola hutan

id kki warsi,bersih gas rumah kaca,efek rumah kaca,pengelolaan hutan masyarakat,kelola hutan,masyarakat dilibatkan kelola hutan,hutan,kawasan hutan

KKI Warsi: Ikutkan masyarakat kelola hutan

Tangkapan layar Koordinator Program Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) WARSI Emmy Primadona dalam diskusi virtual oleh Yayasan Madani Berkelanjutan dan Forest Digest diikuti dari Jakarta, Rabu (13/7/2022) (ANTARA/Prisca Triferna)

Pengelolaan hutan bersama masyarakat atau CBFM (Community Based Forest Management) pada dasarnya memiliki peluang yang sangat besar untuk mendukung FoLU Net Sink 2030
Jakarta (ANTARA) - Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi menyatakan pengelolaan hutan bersama masyarakat (PHBM) memiliki peluang besar untuk mendukung langkah Indonesia mencapai net sink atau penyerapan bersih gas rumah kaca.

Untuk sektor kehutanan dan penggunaan lahan (forestry and other land use/FoLU) penyerapan bersih gas rumah kaca ditargetkan tercapai pada 2030.

"Pengelolaan hutan bersama masyarakat atau CBFM (Community Based Forest Management) pada dasarnya memiliki peluang yang sangat besar untuk mendukung FoLU Net Sink 2030. Apalagi kalau diikuti dengan percepatan target PHBM," kata Koordinator Program KKI Warsi Emmy Primadona dalam diskusi virtual diikuti di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Warsi apresiasi Sumbar kembangkan perhutanan sosial
Dia memberi contoh pengelolaan hutan dengan masyarakat seperti yang dilakukan di Bujang Raba, Jambi, membantu upaya menjaga kawasan hutan. Dari data Warsi sejak 2013 sampai 2018 tidak ada pembukaan lahan baru dengan terdapat sekitar 5.300 hektare lahan.

Pengurangan tutupan terjadi pada 2019 ketika terjadi kebakaran hutan dan sebagai dampak musim panas yang kering.

Pencapaian masyarakat Bujang Raba, menurutnya, memperlihatkan bahwa PHBM dan perhutanan sosial memiliki potensi besar berkontribusi dalam mencapai target FoLU Net Sink 2030.

"Bahwa ketika masyarakat mendapatkan hak, mereka bertanggung jawab. Mereka akan menjalankan rencana kerja," tuturnya.

Dia mengatakan bahwa pengelolaan hutan yang lestari oleh masyarakat membutuhkan fasilitasi pemberdayaan, penguatan kelembagaan dan dukungan finansial holistik dari berbagai pihak.

Dukungan atas pengelolaan jasa lingkungan juga sangat penting dilakukan sebagai bentuk insentif atas upaya perlindungan hutan yang dilakukan oleh komunitas.
Baca juga: Warsi-DLH dorong percepatan pengakuan masyarakat hutan adat Jambi
Editor : Agus Salim