Sampit (ANTARA) - Ketua Fraksi PAN DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, meminta pemerintah pusat mendukung kebangkitan usaha di sektor rotan melalui kebijakan-kebijakan yang berpihak pada usaha turun-temurun tersebut.
"Kita semua tentu menginginkan pemerintah pusat mencabut larangan ekspor rotan. Kalau belum bisa, pemerintah pusat diharapkan membuat kebijakan-kebijakan yang berpihak pada petani rotan," kata Dadang di Sampit, Selasa.
Sektor rotan dulu menjadi salah satu andalan masyarakat Kotawaringin Timur. Kondisi itu berubah drastis setelah pemerintah melarang ekspor rotan mulai akhir 2011.
Kebijakan itu dituangkan dalam Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor: 35/M.DAG/PER/11/2011 tentang Ketentuan Ekspor Rotan dan Produk Rotan.
Berdasarkan Pasal 2 dijelaskan bahwa rotan yang dilarang diekspor adalah jenis kelompok Ex HS. 1401. 20 meliputi rotan mentah, rotan asalan, rotan W/S dan rotan setengah jadi.
“Rotan ini adalah tanaman budidaya, bukan lagi sebagai tanaman yang hidup sendiri. Sementara kebun masyarakat ini masuk dalam kawasan hutan, mereka tidak punya alas hak. Mayoritas petani saat ini tidak punya legalitas untuk kebun-kebun rotan mereka," ujar Dadang yang juga Ketua Ketua Asosiasi Petani Rotan (Aspero) Kabupaten Kotawaringin Timur.
Dadang Siswanto meminta pemerintah melakukan intervensi pasar agar harga rotan membaik sehingga berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan petani dan pelaku usaha sektor rotan.
Ketua Fraksi PAN ini juga menegaskan, selama ini sektor rotan berkontribusi besar terhadap penyerapan tenaga kerja dan perekonomian masyarakat. Sektor ini juga tidak merepotkan pemerintah karena ini dijalankan secara swadaya oleh masyarakat.
Saat ini ada sekitar 5.000 kepala keluarga dan 30 pengusaha rotan yang terhimpun dalam asosiasi yang dipimpinnya. Rotan mempunyai peran strategis untuk kehidupan ekonomi masyarakat lokal.
“Selama ini mereka tidak pernah merecoki pemerintah dengan hal yang aneh-aneh. Tidak pernah minta pupuk, minta bibit dan lain sebagainya, padahal sektor ini sangat membantu masyarakat. Petani hanya meminta harga tetap stabil," demikian Dadang Siswanto.
Berita Terkait
Banyak masyarakat belum tahu biuku hewan dilindungi
Minggu, 15 Desember 2024 19:41 Wib
BMKG: Gempa Kotim tidak berpotensi menyebabkan tsunami
Senin, 30 Oktober 2023 14:27 Wib
Jasad petani sawit ditemukan di dasar sungai
Sabtu, 4 Juni 2022 11:49 Wib
Korban banjir di Kotim mengharapkan bantuan air bersih
Selasa, 31 Mei 2022 8:16 Wib
Warga dikagetkan buaya berjemur di sungai
Sabtu, 19 Februari 2022 19:33 Wib
Satpol PP kaget lihat ada mobil di rumah keluarga pengemis
Sabtu, 29 Januari 2022 7:37 Wib
Seorang Kakek hilang di Sungai Cempaga Kotim setelah perahunya tenggelam
Kamis, 18 November 2021 20:46 Wib
Dewan Adat Dayak diminta tingatkan pemahaman hukum adat warga
Kamis, 4 November 2021 19:32 Wib